Kremlin Kritik Putusan IOC Larang Atlet Rusia Hadiri Parade Pembukaan Olimpiade Paris 2024

Komite Olimpiade Internasional (IOC) melarang atlet Rusia menghadiri parade pembukaan Olimpiade Paris pada Juli 2024.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 21 Mar 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2024, 18:00 WIB
Antusiasme Warga Paris Sambut Olimpiade 2024
Seorang pria mengibarkan bendera Prancis di zona penggemar Olimpiade di Trocadero Gardens di depan Menara Eiffel di Paris, Minggu (8/8/2021). Pelepasan tongkat tuan rumah akan dibagi antara Stadion Olimpiade di Tokyo dan pesta publik dan konser di Paris. (AP Photo/Francois Mori)

Liputan6.com, Moskow - Komite Olimpiade Internasional (IOC) melarang atlet Rusia menghadiri parade pembukaan Olimpiade Paris pada Juli 2024.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu (20/3/2024) menyebut IOC tidak memberikan kesan baik bagi dunia dan melemparkan kritik pada keputusan tersebut.

Peskov juga mengatakan bahwa pelarangan bagi atlet untuk hadir di pembukaan pesta olahraga bertentangan dengan seluruh ideologi Olimpiade.

Tak hanya Rusia, atlet Belarus juga tidak diizinkan mengambil bagian dalam parade upacara pembukaan Olimpiade Paris, kata IOC, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (21/3).

Upacara pembukaan pada tanggal 26 Juli 2024 akan menampilkan ribuan atlet melakukan perjalanan dengan menaiki perahu menyusuri Sungai Seine menuju Menara Eiffel -- bukan parade tim seperti biasanya di dalam stadion.

Rusia dan Belarus dilarang mengikuti olahraga beregu di Olimpiade karena perang di Ukraina dan IOC menetapkan prosedur pemeriksaan dua langkah agar atlet individu dari negara-negara tersebut diberikan status netral.

Para atlet tersebut pertama-tama harus mendapat persetujuan dari badan pengelola olahraga masing-masing dan kemudian oleh panel peninjau yang ditunjuk IOC.

Atlet netral tidak boleh secara terbuka mendukung invasi ke Ukraina, atau berafiliasi dengan militer atau badan keamanan negara.

IOC mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan sekitar 36 atlet netral dengan paspor Rusia dan 22 dengan paspor Belarus lolos ke Olimpiade Paris.

Keputusan apakah para atlet tersebut akan diizinkan untuk mengambil bagian dalam upacara penutupan pada 11 Agustus akan diambil pada tahap selanjutnya, kata IOC.

Medali apa pun yang diraih oleh atlet netral tidak akan dihitung sebagai grup kolektif dalam tabel perolehan medali keseluruhan.

IOC juga mengungkapkan rincian bendera pengganti berwarna hijau giok yang akan digunakan untuk atlet netral pada upacara medali.

Persiapan Olimpiade 2024, Prancis Pindahkan Para Tunawisma dari Paris

Ilustrasi Kota Paris
Ilustrasi Kota Paris. (Unsplash)

Pemerintah Prancis telah memulai upaya untuk memindahkan para tunawisma keluar dari ibu kota, seiring persiapan Olimpiade 2024. 

Adapun Prancis merupakan tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2024.

Telah beredar kabar di Paris bahwa akan ada bus pemerintah datang untuk membawa para gelandangan beserta barang-barangnya. Kabar ini menimbulkan harapan pada mereka bahwa pemerintah akan menawarkan tempat tinggal, sementara lainnya merasa bingung dan takut akan terpaksa meninggalkan Paris.

Pemerintah Prancis berdalih pemindahan tunawisma ini dilakukan untuk mengurangi tekanan dari layanan penampungan darurat di ibu kota. Dilaporkan bahwa pemerintah telah mempercepat proses tersebut dengan membawa 50-150 orang setiap pekan ke wilayah lain di seluruh Prancis.

Alasan ini ditepis oleh beberapa organisasi non-pemerintah dan beberapa pejabat yang meyakini bahwa Olimpiade Paris 2024 tersebut ada kaitannya dengan proses relokasi tunawisma dari wilayah ibu kota.

 

Hotel di Paris Batalkan Kontrak Hunian, Antisipasi Hal Darurat

Ilustrasi mobil di jalanan kota Paris (AFP/Patrick Kovarik)
Ilustrasi mobil di jalanan kota Paris (AFP/Patrick Kovarik)

Bahkan hotel-hotel di Paris kini mulai membatalkan kontrak hunian darurat mereka agar dapat disewakan kepada wisatawan yang akan datang ke Olimpiade mendatang.

"Kami mendengar mereka datang untuk membawa kami hari ini, tetapi saya tidak yakin ke mana harus pergi," kata Obsa (nama samaran), seorang pengungsi politik berusia 31 tahun dari Ethiopia yang dikutip dari CNN pada Jumat (28/9/2023). 

Ia menggambarkan pengalamannya setelah bertahun-tahun tinggal di Paris tanpa mendapatkan hunian permanen karena biaya sewa yang tinggi dan keterbatasan perumahan sosial yang terjangkau. Hotel tempat dia tinggal bersama istrinya bahkan mengusir mereka. 

Menurut data Federasi Aktor Solidaritas, pada tahun 2022, sekitar 50.000 tunawisma ditempatkan di hotel setiap malam di wilayah Ile-de-France, yang mencakup Paris. Namun, setidaknya 5.000 hunian hotel yang sebelumnya tersedia telah dibatalkan tahun ini, meningkatkan jumlah orang yang terpaksa hidup di jalanan.

Infografis Rekor dalam Olimpiade (Liputan6.com/Triyasni)
Infografis Rekor dalam Olimpiade (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya