Reaksi Dunia atas Serangan Balasan Iran terhadap Israel

Iran menyatakan tidak akan melanjutkan serangan terhadap Israel pascaserangan yang mereka lancarkan pada Sabtu (13/4/2024), kecuali terjadi serangan baru.

oleh Tim Global diperbarui 15 Apr 2024, 07:07 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2024, 07:06 WIB
Ketika Rudal dan Drone Iran Beterbangan Menuju Israel
Dalam pernyataan resminya, Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia menyebutkan bahwa hal ini berkaitan dengan upaya membela diri. (AFPTV/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Video rekaman saksi mata yang diambil pada Minggu (14/4/2024) malam menunjukkan pijaran cahaya di langit yang diyakini sebagai Kota Tel Aviv dalam serangan massal drone dan rudal Iran ke wilayah Israel pada Sabtu (13/4).

Serangan Iran tersebut merupakan respons atas serangan yang dicurigai dilakukan Israel kurang dari dua minggu sebelumnya, yang menewaskan dua jenderal Iran di gedung konsulat Iran di Suriah. Demikian seperti dilansir VOA Indonesia, Senin (15/4).

Ini menandai pertama kalinya Iran melancarkan serangan militer langsung ke Israel, meskipun keduanya telah bermusuhan selama beberapa dekade sejak Revolusi Islam di Iran tahun 1979.

Serangan itu menuai beragam reaksi dari para pemimpin dunia.

Barat Mengecam

Ketika Rudal dan Drone Iran Beterbangan Menuju Israel
Video yang diambil dari AFPTV yang diambil pada tanggal 14 April 2024 ini menunjukkan ledakan-ledakan yang menerangi langit Yerusalem selama serangan Iran terhadap Israel. (AFPTV/AFP)

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada hari Minggu mengkritik Iran atas serangan dronenya ke wilayah Israel.

"Semalam, Iran meluncurkan rentetan rudal dan drone melintasi Timur Tengah ke arah Israel. Ini adalah eskalasi yang berbahaya dan tidak perlu, yang saya kutuk dengan keras. Berkat upaya terkoordinasi internasional yang melibatkan Inggris, hampir semua rudal tersebut berhasil dicegat sehingga menyelamatkan nyawa tidak hanya di Israel, tetapi juga di negara-negara tetangga seperti Yordania," kata Sunak.

Pemerintah Prancis dengan tegas mengutuk serangan udara Iran terhadap Israel. Menteri Luar Negeri Prancis Stephane Sejourne mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu bahwa "dengan mengambil tindakan yang belum pernah terjadi seperti itu, Iran telah melewati ambang batas baru terkait upaya destabilisasi dan berisiko meningkatkan potensi ketegangan militer".

Kanselir Jerman Olaf Scholz memperingatkan Iran agar tidak melakukan serangan lebih lanjut terhadap Israel, sementara konflik yang meningkat di Timur Tengah, membayangi lawatan ke China selama tiga hari.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada hari Minggu menyatakan bahwa Iran "terkucilkan". Ia menyerukan diakhirinya kekerasan di kawasan.

"Kecaman dari seluruh dunia dan dukungan penting dari AS, Inggris, dan juga dari kawasan itu menunjukkan dua hal dengan sangat jelas: Iran terkucilkan dengan perilaku agresifnya yang ingin mengacaukan seluruh kawasan, dan kemampuan Israel menunjukkan bahwa Israel kuat, Israel dapat melindungi dirinya sendiri," tegasnya.

Hal senada disampaikan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

"Kami mendukung Israel. Setelah mendukung serangan brutal Hamas pada 7 Oktober, tindakan terbaru rezim Iran akan semakin mengacaukan stabilitas kawasan dan membuat upaya perdamaian yang langgeng menjadi semakin sulit," kata Trudeau dalam sebuah pernyataan.

Ragam Reaksi Timur Tengah

Ketika Rudal dan Drone Iran Beterbangan Menuju Israel
Serangan ini diklaim sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak yang mematikan pada 1 April di konsulat Damaskus. (Jalaa MAREY/AFP)

Kementerian Luar Negeri Afghanistan, yang merupakan bagian dari pemerintahan Taliban, mengeluarkan pernyataan yang mendukung Iran pada Sabtu, dengan menyatakan bahwa aksi Israel adalah “bentuk kelanjutan dari kejahatan mereka dan bertentangan dengan semua norma diplomatik dan hukum internasional” melalui serangan tanggal 2 April ke konsulat Iran di Suriah, yang menewaskan 12 orang.

"Sebagai tanggapan, Republik Islam Iran menggunakan haknya yang sah untuk membela diri tadi malam,” menurut pernyataan itu.

Ditambahkan, Kementerian Luar Negeri Afghanistan juga menuduh Israel berusaha "mengalihkan perhatian dunia dari genosida terhadap lebih dari 33.000 warga sipil di Jalur Gaza, dengan menerobos wilayah udara negara-negara berdaulat dan provokasi yang bertujuan meningkatkan ketegangan regional".

Pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman pada hari Minggu (14/4) mengatakan bahwa serangan rudal dan drone Iran ke Israel, yang belum pernah terjadi, merupakan "tindakan yang sah" sebagai tanggapan atas serangan udara terhadap konsulat Iran di Suriah yang secara luas dituduhkan kepada Israel.

Dalam pesan di aplikasi Telegram, juru bicara Houthi Mohamed Abdel Salam menuturkan bahwa Israel tidak akan bisa lepas dari kejahatannya tanpa hukuman.

Sementara itu, Perdana Menteri Yordania Bisher Khasawneh menegaskan bahwa setiap eskalasi di wilayah tersebut akan mengarah pada "rute yang berbahaya". Ia menambahkan bahwa semua pihak perlu mengurangi eskalasi konflik.

Ia menyebut pula bahwa angkatan bersenjatanya telah mencegat "benda terbang" sebagai bagian dari serangan Iran yang terbang di atas wilayahnya.

"Kemarin, kami telah menangani beberapa benda terbang yang memasuki wilayah udara kami dan melakukan pencegatan agar tidak membahayakan keselamatan rakyat kami dan kawasan permukiman yang padat," kata Khasawneh.

Seruan Damai dari Sekjen PBB dan Paus Fransiskus

Warga Iran Turun ke Jalan Dukung Serangan ke Israel
Dalam pernyataan resminya, Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia menyebutkan bahwa hal ini berkaitan dengan upaya membela diri. (ATTA KENARE/AFP)

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan agar pertikaian di Timur Tengah segera dihentikan.

"Saya mengutuk keras peningkatan ketegangan secara signifikan berupa serangan berskala besar yang dilancarkan Republik Islam Iran ke Israel pada malam ini," ujar Guterres dalam pernyataan tertulis pada Sabtu malam.

"Saya sangat khawatir akan bahaya nyata dari eskalasi yang menghancurkan di seluruh kawasan (Timur Tengah)."

Senada dengan Guterres, Paus Fransiskus dalam khotbahnya pada hari Minggu mendesak Iran dan Israel menghindari serangan-serangan baru yang menyeret Timur Tengah ke konflik yang lebih luas.

Paus Fransiskus kerap menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza dan meminta pihak-pihak yang bertikai untuk menempuh perundingan.

 

 

Iran Tak Berniat Lanjutkan Operasi Militer ke Israel

Warga Iran Turun ke Jalan Dukung Serangan ke Israel
Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Iran dan bendera Palestina saat mereka berkumpul di depan Kedutaan Besar Inggris di Teheran pada tanggal 14 April 2024. (ATTA KENARE/AFP)

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian menyatakan bahwa negaranya tidak berniat untuk melanjutkan operasi militer terhadap Israel.

"Saat ini, Republik Islam Iran tidak berniat melanjutkan serangan defensif," tulisnya di platform media sosial X.

Ia menambahkan, "Namun jika diperlukan, Iran tidak akan ragu untuk melindungi kepentingannya yang sah dari serangan baru."

Amirabdollahian menyebut serangan pada Sabtu sebagai "penggunaan hak pertahanan (negara) yang sah" dan bahwa tindakan mereka menunjukkan pendekatan Iran yang bertanggung jawab terhadap "perdamaian dan keamanan regional dan internasional".

Penduduk Israel di Yerusalem mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan perang dengan Iran, setelah negara tersebut berada dalam situasi siaga tinggi pada hari Minggu pascaserangan drone dan rudal Iran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya