Ritual Kemarahan Viral di TikTok, Orang Rela Bayar Puluhan Juta untuk Luapkan Emosi

Para peserta retret tersebut dapat meluapkan perasaan dan amarah mereka yang selama ini tidak dapat disampaikan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 10 Jun 2024, 19:10 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2024, 19:10 WIB
membentak
Ilustrasi orang tua yang sedang marah dan membentak anaknya. (Foto: Unsplash/Julien L)

Liputan6.com, Jakarta - Tren kesehatan baru di TikTok, yang disebut "Ritual Kemarahan", tengah menjadi sorotan oleh kalangan wanita di seluruh dunia sebagai cara baru untuk melepaskan amarah.

Para peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan di Skotlandia tersebut meluapkan amarahnya dengan berteriak, menangis dan memukulkan tongkat ke tanah di kawasan hutan.

"Kemarahan telah dibenci, terutama pada kaum feminin," kata penyelenggara Mia Banducci di saluran YouTube-nya, Mia Magik, seperti dilansir SCMP, Senin (10/6/2024).

Ia mengawali sesi dengan latihan pernapasan, kemudian mendorong peserta untuk melepaskan emosi dan kemarahan yang terpendam terhadap siapa pun yang telah berbuat salah kepada mereka.

"Semangatmu adalah gunung berapi, biarkan dirimu meletus!" teriak Banducci kepada para peserta.

Beberapa wanita mulai menangis tersedu-sedu, sementara yang lain berlutut di tanah hingga berlumuran tanah dan lumpur. Bahkan, ada yang mengalami luka dan memar di tangan.

"Ketika orang melakukan hal ini dan memberi izin pada diri mereka sendiri untuk melepaskan amarahnya, kapasitas mereka untuk bersukacita sebenarnya meningkat," kata Banducci.

Respons Pengguna TikTok

Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok.
Ilustrasi TikTok, Aplikasi TikTok. Kredit: antonbe via Pixabay

Ritual Kemarahan telah mendapat tanggapan luas di TikTok dan YouTube, dengan beberapa video mendapat lebih dari 39.000 suka.

"Jadi, kita semua secara bersamaan merasakan keinginan untuk menangis saat menonton ini, bukan? Saya berharap saya mampu untuk melakukan hal ini," kata salah satu pengguna TikTok.

"Saya benar-benar menangis melihat ini, saya membutuhkannya," kata yang lain.

Dua setengah tahun lalu, Kimberly Helmus, seorang insinyur keamanan siber, pertama kali berpartisipasi dalam Ritual Kemarahan setelah perceraiannya. Sejak itu, dia telah mengulangi pengalaman itu dua kali.

"Ini benar-benar tempat di mana Anda bisa menjadi wanita yang liar dan tidak dipandang, selain dengan cinta, penerimaan, dan perhatian," kata Helmus.

Banducci telah melakukan ritual kemarahan selama bertahun-tahun di Skotlandia dan tren ini mulai menyebar ke seluruh dunia.

Ritual Kemarahan telah direncanakan di Alberta, Kanada, pada bulan Juli oleh komunitas kesehatan setempat, dan acara serupa akan diselenggarakan di North Carolina di Amerika Serikat pada bulan Juni.

 

Biaya Cukup Mahal

Ilustrasi marah, kesal
Ilustrasi marah, kesal. (Image by drobotdean on Freepik)

Walau acara ini terlihat sebagai wadah untuk melampiaskan amarah, rupanya retret yang diselenggarakan oleh Banducci ini tidak murah dan dibanderol harga mulai dari USD 2.000 hingga 4.000 (atau sekitar Rp32,5 juta hingga Rp65 juta).

Mahalnya biaya tersebut pun kemudian memicu berbagai reaksi di media sosial.

"Kenapa tidak berteriak sendiri saja secara gratis?" kata salah satu pengguna media sosial China.

"Aku bisa melakukan banyak hal untuk membeli kebahagiaan dengan uang ini," sahut yang lain.

Infografis Mengenal Mengenai Self Diagnosis pada Kesehatan Mental
Mengenal Mengenai Self Diagnosis pada Kesehatan Mental.(Liputan6.com/Abdillah).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya