Liputan6.com, Shiyan - Menurut laporan media pemerintah, sebuah ledakan gas alam yang menelan korban jiwa terjadi di sebuah kota di Provinsi Hubei tengah, Tiongkok (China) hari ini tiga tahun lalu.
Petaka ledakan gas di Shiyan --yang memiliki populasi penduduk lebih dari 3 juta-- pada Minggu 13 Juni 2021, dilaporkan menewaskan puluhan orang dan melukai 100 lainnya.
Baca Juga
Mengutip DW, Kamis (13/6/2024), awalnya diperkirakan 12 orang tewas, dan lebih dari 150 orang dirawat di rumah sakit, dengan 37 di antaranya dilaporkan berada dalam kondisi serius.
Advertisement
Pihak berwenang mengatakan setidaknya 150 orang telah dievakuasi, sementara masih banyak orang yang terjebak.
Ledakan tersebut melanda salah satu pasar makanan kota sekitar pukul 6.30 pagi waktu setempat, menurut laporan CCTV.
Kompleks pasar besar yang dipenuhi dengan pembeli dan penduduk lokal sarapan, runtuh setelah ledakan keras, surat kabar Apple Daily dari Hong Kong mengutip seorang saksi mata.
Sebuah video yang diposting ke media sosial menunjukkan adanya kerusakan parah pada beberapa bangunan dan mobil.
Pihak otoritas Provincial Communist Party mengatakan upaya penyelamatan bergegas dilakukan. Sebuah penyelidikan mengenai penyebab ledakan juga telah diluncurkan.
Rumah sakit di Shiyan mengimbau warga untuk mendonorkan darah, karena para korban yang terluka menjalani perawatan darurat, lapor CCTV.
Ledakan di Shiyan terjadi sehari setelah delapan orang tewas dan tiga lainnya terluka ketika metil format beracun bocor dari sebuah kendaraan di fasilitas kimia di Kota Guiyang, China barat daya. Penyelidikan lebih lanjut pun dilakukan.
Standar keselamatan yang lemah, perawatan yang buruk, dan korupsi telah menyebabkan sejumlah bencana industri di China.
Pada tahun 2015, ledakan besar di gudang bahan kimia di Tianjin, Tiongkok timur laut, menewaskan 173 orang --mayoritas petugas pemadam kebakaran dan polisi. Pihak berwenang mengatakan konstruksi ilegal dan penyimpanan bahan yang tidak aman menjadi penyebabnya.
Korban Jiwa Menjadi 25 Orang
Penyelidikan telah dilakukan untuk mencari tahu penyebab ledakan saluran gas di sebuah pasar di Tiongkok tengah yang ternyata telah menewaskan 25 orang.
Melansir dari Business Standard, tim penyelamat memanjat reruntuhan batu bata dan lempengan beton untuk mencari korban setelah ledakan yang terjadi pada Minggu 13 Juni 2021 pagi. Ledakan tersebut menghancurkan pasar saat warga sedang membeli sarapan dan sayuran segar.
Pihak berwenang setempat mengumumkan peningkatan jumlah korban tewas dan pembentukan tim investigasi dalam konferensi pers pada Senin 14 Juni 2021 malam.
Adapun bangunan dua lantai yang dibangun pada awal 1990-an itu mencakup apotek, restoran, dan bisnis lainnya.
Lebih dari 900 orang berhasil dievakuasi dari daerah tersebut.
Advertisement
Perintah Penyelidikan dari Presiden Xi Jinping
Presiden China Xi Jinping menyerukan penyelidikan menyeluruh terhadap penyebab ledakan tersebut untuk menciptakan "atmosfer yang baik" menjelang peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis yang berkuasa pada 1 Juli 2021.
Ledakan ini disebut-sebut mirip dengan yang terjadi di pelabuhan timur laut Qingdao pada tahun 2013, di mana 55 orang tewas ketika pipa bawah tanah meledak setelah terjadi kebocoran.
Kecelakaan mematikan yang sering terjadi biasanya disebabkan oleh lemahnya kepatuhan terhadap standar keselamatan, perawatan yang buruk, dan korupsi di antara badan penegak hukum.
Salah satu kecelakaan terburuk lain yaitu ledakan besar pada tahun 2015 di gudang bahan kimia di kota pelabuhan Tianjin yang menewaskan 173 orang, sebagian besar di antaranya adalah petugas pemadam kebakaran dan juga polisi.
Penyebab Ledakan yang Belum Pasti
Operator fasilitias infrastruktur pipa gas, China Gas Holdings Ltd, mengumumkan pada hari Rabu 16 Juni 2021 bahwa mereka sedang menyelidiki penyebab ledakan gas tersebut, tetapi hasilnya masih belum pasti.
Shiyan Dongfeng Zhongran City Gas Development Co Ltd, unit yang tidak sepenuhnya dimiliki oleh China Gas, merupakan salah satu pemasok gas untuk wilayah tersebut, seperti dikutip dari Reuters.
Dalam pernyataannya, China Gas mengatakan telah membentuk kelompok tanggap darurat untuk bekerja sama dengan departemen pemerintah dalam langkah-langkah darurat dan menyelidiki penyebab insiden tersebut.
Saham perusahaan yang terdaftar di Hong Kong ini anjlok sekitar 15% pada hari Selasa 15 Juni 2021 sebelum dihentikan perdagangannya.
China Gas mengatakan telah mengajukan permohonan kepada bursa saham agar sahamnya dapat dilanjutkan perdagangannya mulai Rabu 16 Juni 2021 pagi.
China Gas menjelaskan bahwa hak operasi untuk jaringan pipa gas di wilayah tersebut awalnya dimiliki oleh perusahaan gas milik Dongfeng Motor Corp. Pada tahun 2015, perusahaan gas ini menyumbangkan jaringan pipa gasnya, sementara unit dari China Gas menyumbangkan dana. Bersama-sama, mereka mendirikan Shiyan Dongfeng, unit yang terlibat dalam insiden ini.
Advertisement