Italia Jadi Tuan Rumah KTT G7 Pekan Ini, Isu Ukraina dan Gaza Jadi Sorotan

Perdana Menteri Italia siap menjadi tuan rumah KTT G7 di Puglia, Italia selatan, pekan ini.

diperbarui 13 Jun 2024, 16:03 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2024, 16:03 WIB
Pengamanan Ketat Lokasi KTT G7 di Bari Italia
Para pemimpin negara-negara kelompok tujuh atau G7 akan berkumpul di Italia. (Filippo MONTEFORTE/AFP)

, Puglia - Italia menjadi tuan rumah ajang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Seven atau KTT G7 pada 13-15 Juni 2024.

Di bawah kepresidenan Italia, "Grande Sette”, yakni sebutan bagi kelompok G7 dalam bahasa Italia, akan menggelar pertemuan di hotel mewah Borgo Egnazia di wilayah Puglia, Italia selatan, pekan ini.

Selain Italia, G7 terdiri dari Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, Prancis, Inggris, Jerman, serta Uni Eropa (UE).

"Saya bangga kita menuju G7 dan Eropa dengan pemerintahan terkuat," kata Perdana Menteri Italia Giorgina Meloni sebelum berangkat dari Roma seperti dikutip dari DW Indonesia, Kamis (13/6/2024).

Pernyataan populis sayap kanan itu secara tidak langsung menunjukkan kegembiraan dengan kemenangan partainya dalam pemilihan parlemen Eropa pada Minggu (9/6) lalu.

Sorot Gencatan senjata di Gaza

Salah satu agenda pada perhelatan tersebut adalah anggota G7 mendukung resolusi gencatan senjata Gaza yang sebelumnya telah diusulkan AS dan diadopsi oleh Dewan Keamanan PBB.

Seorang diplomat tingkat tinggi di Borgo Egnazia mengatakan bahwa G7 berharap Hamas, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Jerman, Israel, AS, dan beberapa lainnya, untuk segera menerima persyaratan gencatan senjata tersebut.

Para sandera Israel harus dibebaskan dan penderitaan warga Palestina juga harus diakhiri.

Masih belum jelas apakah Israel akan mendukung resolusi tersebut atau tidak.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ukraina Jadi Agenda Utama

Pengamanan Ketat Lokasi KTT G7 di Bari Italia
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 akan berlangsung pada 13-15 Juni 2024. (Filippo MONTEFORTE/AFP)

Pembahasan mengenai Ukraina akan menjadi agenda utama dalam pertemuan puncak tujuh negara yang memberikan dukungan finansial dan militer paling besar kepada Kyiv itu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga akan hadir, di mana ia diperkirakan akan meminta lebih banyak senjata jarak jauh, amunisi, dan kemampuan pertahanan udara.

Kanselir Jerman Olaf Scholz sebelumnya telah setuju untuk membantu pengadaannya dari negara-negara G7 dan negara-negara lain.

Tapi, beberapa negara Eropa yang memiliki sistem pertahanan rudal Patriot enggan memasoknya ke Ukraina.

Anggota G7 juga tidak satu suara mengenai kemungkinan penempatan tentara Barat di Ukraina.

Prancis dan Inggris mengaku terbuka untuk mengirimkan pelatih dan konsultan, sementara Jerman, Italia dan AS, sangat menentang hal ini. Scholz secara khusus menginginkan komitmen konkret mengenai rekonstruksi Ukraina setelah perang.

Rencana dalam KTT tersebut adalah untuk menyediakan dana tambahan sebesar $50 miliar (setara dengan Rp814 triliun) kepada Ukraina dalam bentuk pinjaman bersama, yang secara bertahap akan dilunasi dengan keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan.

Bagaimana solusi untuk mengakhiri perang juga akan dibahas dalam KTT tersebut.

Beberapa pemimpin G7 yang menghadiri KTT di Italia akan melakukan perjalanan ke Swiss untuk menghadiri KTT perdamaian internasional yang diselenggarakan oleh Ukraina. Rusia tidak akan berpartisipasi.

 


Kolega G7 dalam Pusaran Masalah

Pengamanan Ketat Lokasi KTT G7 di Bari Italia
Bersama para pemimpin negara G7, Paus Fransiskus akan berdiskusi dan menyusun pendekatan bersama untuk memanfaatkan kelebihan kecerdasan buatan. (Tiziana FABI/AFP)

Berbeda dengan Perdana Menteri Italia Giorgina Meloni yang tengah bergembira menjadi tuan rumah KTT G7, beberapa koleganya dari Eropa Barat justru mengalami kesulitan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron misalnya, telah membubarkan parlemen di negaranya dan menyerukan diadakannya pemilu baru setelah partainya mendapatkan hasil yang buruk dalam pemilu Eropa. Jika pertaruhannya gagal, Prancis berpotensi berakhir dengan pemerintahan sayap kanan dalam waktu kurang dari sebulan.

Di Jerman, Kanselir Olaf Scholz dan koalisinya juga mengalami kekalahan besar dalam pemilu, dan terjebak dalam perdebatan besar mengenenai anggaran berikutnya.

Sementara di Inggris, Perdana Menteri Rishi Sunak diperkirakan akan kalah dalam pemilu pada awal Juli mendatang. Partai Buruh diprediksi akan menggantikan Partai konservatif yang telah berkuasa lebih dari satu dekade.

Infografis Manfaat KTT G20 Bali Bagi Masyarakat Indonesia
Infografis Manfaat KTT G20 Bali Bagi Masyarakat Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya