Thailand Batal Pungut Biaya Rp133 Ribu dari Wisatawan Via Perjalanan Udara, Ternyata Ini Alasannya

Biaya tersebut awalnya akan digunakan untuk pengembangan sektor pariwisata. Tapi ternyata, kini...

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 13 Jun 2024, 19:10 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2024, 19:10 WIB
Ilustrasi bandara Thailand (AFP)
Ilustrasi bandara Thailand (AFP)

Liputan6.com, Bangkok - Thailand resmi membatalkan rencananya untuk menerapkan biaya pariwisata sebesar 300 baht atau sekitar Rp133 ribu, bagi pengunjung yang tiba di negara itu melalui udara.

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengumumkan keputusan pemerintah untuk membatalkan rencana tersebut saat berkunjung ke Chiang Mai pada hari Sabtu (8/6/2024).

"Biaya tersebut… ditinggalkan dengan alasan bahwa penghapusannya dapat mendorong belanja wisatawan yang lebih tinggi di daerah lain, sehingga memberikan dorongan yang lebih besar terhadap perekonomian," kata Departemen Hubungan Masyarakat Pemerintah Thailand di situsnya, seperti dikutip CNA, Kamis (13/6).

Pemerintah Thailand sebelumnya menyetujui biaya kontroversial tersebut pada bulan Februari 2023.

Juru bicara Kantor Perdana Menteri mengatakan pada saat itu bahwa biaya yang dikumpulkan akan "digunakan untuk mengelola dan mengembangkan pariwisata".

Namun, menurut Departemen Hubungan Masyarakat Pemerintah, biaya tersebut mendapat pertentangan dari sektor swasta.

Berbagai Upaya Tingkatkan Pariwisata

thailand
thailand dengan destinasi yang memukau dan ramah lansia cocok untuk pensiun//copyright unsplash/mathew schwartz

Thailand telah berupaya meningkatkan pariwisata di negaranya dalam beberapa bulan terakhir.

Bulan lalu, pemerintahnya menyetujui masa tinggal visa yang lebih lama bagi wisatawan, mahasiswa pascasarjana dan pekerja jarak jauh, serta ketentuan visa yang lebih baik bagi pensiunan.

Mulai bulan ini, pelancong dari 93 negara akan diizinkan untuk tinggal di negara tersebut selama 60 hari, naik dari 57 negara sebelumnya, dan lebih banyak negara juga akan memenuhi syarat untuk mendapatkan visa pada saat kedatangan.

Sementara itu, Otoritas Pariwisata Thailand baru-baru ini meluncurkan kampanye bertajuk "Amazing Thailand: Your Stories Never End", yang berfokus pada perjalanan mewah sekaligus menyoroti atraksi budaya dan alam Thailand serta mempromosikan negara tersebut sebagai tujuan kesehatan dan petualangan.

Ada juga dorongan agar provinsi Nan diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, yang disoroti oleh Srettha dalam rapat Kabinet pada Selasa, ketika ia merinci rencana untuk mempromosikan pariwisata di bagian utara negara tersebut.

Upaya Tingkatkan Pariwisata Domestik

Stasiun Bang Sue di Bangkok, Thailand
Stasiun Bang Sue di Bangkok, Thailand. (Dok: TikTok @muhammadezrap)

Selain upaya tersebut, pemerintah setempat pada 4 Juni juga menyetujui langkah-langkah perpajakan untuk meningkatkan pariwisata domestik.

Langkah-langkah lain juga dirancang untuk meningkatkan perjalanan domestik ke kota-kota sekunder, dengan pengurangan pajak penghasilan diperbolehkan untuk biaya akomodasi home stay dan non-hotel.

Pada tanggal 30 April, kementerian pariwisata Thailand mengatakan bahwa mereka mencatat 11,95 juta kedatangan wisatawan asing antara 1 Januari dan 28 April. Pariwisata asing menghasilkan pendapatan sebesar 575 miliar baht selama periode tersebut.

Thailand berharap dapat menyambut sekitar 40 juta pengunjung asing tahun ini.

Infografis Aturan Sepulang Liburan Natal dan Tahun Baru di Luar Negeri. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Aturan Sepulang Liburan Natal dan Tahun Baru di Luar Negeri. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya