Gempa Polandia Guncang Tambang Batu Bara, 17 Orang Terluka dan 2 Penambang Masih Hilang

Tambang batu bara yang terkena dampak gempa bumi terkini tersebut merupakan salah satu yang tertua di Silesia, Polandia selatan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 12 Jul 2024, 08:08 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2024, 08:08 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi landa tambang di Polandia. (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Silesia - Gempa melanda sebuah tambang batu bara di Polandia selatan pada hari Kamis (11/7/2024), menyebabkan 17 penambang terluka dan dua lainnya hilang, kata operator tambang kepada media Polandia.

“Ada 78 penambang di daerah yang terkena dampak. Kami memindahkan 76 penambang keluar dari daerah tersebut,” Leszek Pietraszek, kepala kelompok pertambangan PGG yang mengoperasikan tambang Rydultowy, mengatakan kepada wartawan seperti dikutip dari AFP,  Jumat (12/7/2024).

“Dua penambang masih dicari oleh tim penyelamat,” kata Pietraszek.

Operator tambang awalnya mengatakan ada 68 penambang di bawah tanah.

Pietraszek mengatakan 17 penambang dirawat di rumah sakit, termasuk satu orang dalam kondisi serius dengan cedera kepala dan dada.

Menurut para ahli, gempa bumi tersebut merupakan yang terbesar yang tercatat sejak Perang Dunia Kedua dengan perkiraan kekuatan magnitudo 3,1-3,4.

Gempa Polandia ini terjadi pada kedalaman 1.200 meter (3.900 kaki).

Tahun 2023 lalu, 15 penambang tewas dalam kecelakaan pertambangan di Polandia, dibandingkan dengan 36 orang pada tahun sebelumnya.

Laporan Xinhua menyebut sejauh ini sekitar 30 orang telah berhasil naik ke permukaan. 20 dari mereka dibawa ke rumah sakit dalam kondisi stabil, menurut Lukasz Pach selaku Direktur Layanan Medis Darurat Provinsi di Katowice.

Ada lebih dari 10 tim penyelamat di lokasi dan penyelamatan masih berlangsung.

The Polish Mining Group (Grup Pertambangan Polandia), pemilik tambang tersebut, mengatakan ada 68 orang yang berada di daerah yang terkena dampak pada saat gempa terjadi.

Tambang batu bara tersebut merupakan salah satu yang tertua di Silesia, Polandia selatan.

41 Pekerja yang Selamat Usai Terjebak 17 Hari di Terowongan Runtuh Uttarakhand India

Proses Penyelamatan 41 Pekerja Tambang di India
Selain menggunakan alat berat, proses penyelamatan juga mengandalkan pengeboran yang dilakukan secara manual. (Arun SANKAR/AFP)

Sementara itu,  tim penyelamat di India berhasil membebaskan 41 pekerja yang terjebak di terowongan Himalaya yang runtuh selama 17 hari.

Para penambang mengebor bagian terakhir dengan tangan untuk menjangkau para pekerja di terowongan sepanjang 4,5 km (3 mil) di Uttarakhand.

Para pria tersebut, yang dibawa keluar dengan tandu beroda melalui pipa selebar 90 cm, dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Seluruhnya tidak ada yang terluka.

Dilansir BBC, Rabu (29/11/2023), misi tersebut akhirnya selesai pada Selasa (28/11) malam berkat upaya sekelompok "penambang lubang tikus", yang menggunakan bor tangan untuk menerobos batu tersebut.

Presiden India Droupadi Murmu menulis di X, sebelumnya Twitter, bahwa dia "lega dan bahagia" mendengar para pekerja tersebut telah berhasil diselamatkan. Dia juga memuji upaya penyelamatan, yang menurutnya menemui kendala yang merupakan "bukti ketahanan manusia".

Para pekerja disambut dengan sorak-sorai dan kalung bunga saat mereka keluar dari terowongan.

Sejumlah teman, keluarga, dan penduduk setempat berkumpul di luar terowongan, menyalakan petasan dan membagikan permen.

Sejak awal penyelamatan, mereka yang berada di atas tanah dapat berkomunikasi melalui walkie-talkie dengan orang-orang tersebut, yang diberi oksigen, makanan dan air melalui pipa sempit yang terpisah.

Terowongan Silkyara adalah bagian dari proyek andalan Char Dham senilai USD1,5 miliar, sepanjang 890 km yang menghubungkan tempat-tempat peziarah utama Hindu melalui jalan dua jalur di Himalaya.

Selengkapnya klik di sini...

22 Warga Tanzania Tewas Saat Tambang Emas di Lokasi Ilegal dan Rawan Bencana

Ilustrasi penambangan. (Freepik)
Ilustrasi penambangan. (Freepik)

Insiden lainnya, sebuah tambang emas ilegal di Tanzania mengalami longsor dan menewaskan sedikitnya 22 orang di negara tersebut.

Longsor di tambang emas Tanzania utara ini terjadi setelah hujan lebat melanda, kata seorang pejabat senior pemerintah pada Minggu (14/1).

Tragedi itu terjadi pada Sabtu pagi di wilayah Simiyu setelah sekelompok orang berusia antara 24 dan 38 tahun mulai menambang di wilayah yang aktivitasnya dibatasi karena hujan lebat, kata Simon Simalenga, komisaris distrik Bariadi di wilayah tersebut, dikutip dari laman indiatoday, Senin (15/1/2024).

"Awalnya kami diberitahu bahwa ada 19 hingga 20 orang yang terjebak di tambang tetapi sayangnya kami akhirnya berhasil mengevakuasi 22 jenazah,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa operasi pencarian dan penyelamatan terus berlanjut meskipun hampir semua puing-puing yang mengubur mereka telah hilang.

Simalenga mengatakan, kelompoknya telah menemukan daerah yang kaya akan mineral sekitar dua hingga tiga minggu sebelumnya dan mulai melakukan aktivitas tambang emas sebelum pemerintah menyetujui prosedur dan keselamatan fisik dan lingkungan.

“Petugas pertambangan daerah mengunjungi mereka dan menghentikan aktivitas penambangan karena sedang mengerjakan prosedur yang diperlukan,” katanya.

Kelompok tersebut menentang perintah dan mulai menambang pada Jumat malam sebelum sebagian dari area tersebut ambruk dan mengubur mereka di dalamnya.

Pemerintah telah berupaya selama bertahun-tahun untuk meningkatkan keselamatan bagi penambang skala kecil, namun penambangan ilegal yang tidak aman dan tidak diatur masih terjadi di Tanzania, yang merupakan produsen emas terbesar keempat di Afrika setelah Afrika Selatan, Ghana, dan Mali.

Tambang Emas Ambruk di Zimbabwe: 6 Orang Tewas dan 21 Lainnya Masih Terjebak

Ilustrasi tambang emas, bahan galian golongan b
Ilustrasi tambang emas, bahan galian golongan b. (Gambar oleh István Mihály dari Pixabay)

Pada September 2023, dilaporkan enam orang tewas setelah sebuah lubang tambang emas ambruk di Pertambangan Bay Horse, Distrik Chegutu, Zimbabwe.

ZBC TV seperti dilansir Reuters menyebutkan bahwa keenam jenazah berhasil dievakuasi pada Jumat malam.

Insiden tambang ambruk tersebut menjebak 34 penambang lainnya. Namun, 13 orang berhasil melarikan diri, sementara 21 penambang masih terjebak.

Upaya penyelamatan sedang dilakukan. Belum diketahui penyebab ambruknya tambang tersebut.

Federasi Penambang Zimbabwe menyatakan bahwa sekretaris jenderalnya dan ketua Asosiasi Penambang Chegutu akan mengunjungi lokasi tersebut untuk mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

Kecelakaan pertambangan di Zimbabwe – yang memiliki cadangan emas, platinum, dan berlian yang sangat besar – sering terjadi. Metode penambangan seringkali tidak sempurna dan standar keselamatan diabaikan.

Pada tahun 2019, puluhan penambang tenggelam setelah hujan lebat membanjiri tambang Silver Moon dan Cricket di dekat Kota Kadoma.

Infografis 6 Lokasi Tambang Bakal Dikelola Ormas Keagamaan. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 6 Lokasi Tambang Bakal Dikelola Ormas Keagamaan. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya