AS Salahkan Hizbullah atas Serangan ke Dataran Tinggi Golan yang Diduduki Israel

Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari tangan Suriah dalam Perang Enam Hari tahun 1967.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 29 Jul 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2024, 07:00 WIB
Ilustrasi Gedung Putih, Amerika Serikat.
Ilustrasi Gedung Putih, Amerika Serikat. (Dok. Pixabay)

Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) pada hari Minggu (28/7/2024) menyalahkan Hizbullah atas serangan roket di lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Sabtu (27/7). Serangan tersebut menewaskan 12 anak-anak dan remaja sekaligus, meningkatkan ancaman perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Israel juga menyalahkan Hizbullah dan mengatakan akan melancarkan serangan balasan terhadap kelompok yang didukung Iran itu, namun Hizbullah sendiri membantah bertanggung jawab.

Serangan itu menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di wilayah tersebut di mana ketegangan telah meningkat karena perang Israel di Jalur Gaza.

"Serangan ini dilakukan oleh Hizbullah di Lebanon. Itu adalah roket mereka dan diluncurkan dari wilayah yang mereka kuasai," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, seperti dilansir CNA, Senin (29/7).

Gedung Putih menambahkan pihaknya telah berdiskusi dengan pejabat Israel dan Lebanon sejak serangan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Minggu bahwa dia tidak ingin melihat eskalasi konflik di perbatasan utara Israel dan menegaskan kembali dukungan AS untuk Israel.

"Saya menekankan hak (Israel) untuk membela warganya dan tekad kami untuk memastikan bahwa mereka mampu melakukan itu," kata Blinken. "Tetapi kami juga tidak ingin melihat konflik meningkat. Kami tidak ingin melihatnya menyebar."

Gedung Putih mengatakan Washington sedang mengupayakan solusi diplomatik untuk mengakhiri serangan di perbatasan Israel-Lebanon.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gencatan Senjata Solusi?

Antrean Anak-anak Pengungsi di Kamp Jabalia untuk Mendapatkan Makanan
Seorang anak mengambil makanan dari dasar panci di sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di kamp Jabalia untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza utara pada 17 Juni 2024. (Omar AL-QATTAA/AFP)

Blinken mengatakan dia bersedih atas hilangnya nyawa. Menurutnya, mencapai kesepakatan gencatan senjata dalam perang Israel versus Hamas di Jalur Gaza dapat membantu menenangkan situasi di perbatasan Israel-Lebanon.

"Sangat penting bagi kita untuk membantu meredakan konflik itu, tidak hanya mencegahnya meningkat, mencegahnya menyebar, tetapi juga meredakannya karena ada begitu banyak orang di kedua negara, baik di Israel maupun Lebanon, yang telah mengungsi dari rumah mereka," ungkap Blinken.

AS, Qatar, dan Mesir telah berupaya menjadi penengah dalam penyelesaian perang di Jalur Gaza.

Penasihat keamanan nasional Wakil Presiden Kamala Harris, Phil Gordon, menuturkan pada hari Minggu bahwa kandidat calon presiden dari Partai Demokrat tersebut telah diberi pengarahan dan memantau situasi dengan saksama.

"Israel terus menghadapi ancaman berat terhadap keamanannya dan dukungan wakil presiden terhadap keamanan Israel sangat kuat," tutur Gordon.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya