Bagaimana Para Astronaut Makan di Luar Angkasa?

Para astronaut menyiapkan pasokan makanan dengan berbagai variasi. Beberapa makanan tersebut di antaranya brownies, buah-buahan, kacang-kacangan, daging ayam dan sapi, makanan laut, permen, dan lain-lain.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 10 Agu 2024, 01:00 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2024, 01:00 WIB
Ilustrasi Astronaut
Ilustrasi Astronaut. (NASA.gov)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi para astronaut, aktivitas sehari-hari yang biasa kita anggap sederhana, seperti makan, menjadi tantangan yang memerlukan perencanaan dan kehati-hatian ekstra. Tanpa gravitasi bumi, kesalahan kecil saat makan dapat membahayakan keselamatan para astronaut.

Lalu, bagaimana para astronaut makan di luar angkasa?

Melansir laman resmi NASA pada Jumat (09/08/2024), para astronaut menyiapkan pasokan makanan dengan berbagai variasi. Beberapa makanan tersebut di antaranya brownies, buah-buahan, kacang-kacangan, daging ayam dan sapi, makanan laut, permen, dan lain-lain.

Minuman yang tersedia antara lain kopi, teh, jus jeruk, jus buah, dan limun. Makanan-makanan bubuk seperti merica dan garam tidak disediakan.

Sebab, selain akan sia-sia karena tiada gravitasi bumi, juga menimbulkan bahaya. Bubuk-bubuk tersebut dapat menyumbat ventilasi, mencemari peralatan, dan melukai para astronaut seperti masuk ke mulut.

Oleh sebab itu, garam dan merica yang disiapkan adalah berbentuk cair. Akan tetapi, bumbu-bumbu tambahan seperti saus tomat, mustard, dan mayones, disediakan.

Makanan mentah yang perlu direbus terlebih dahulu, seperti makaroni dan spageti, pun tersedia. Peralatan masak seperti oven untuk memanaskan makanan juga ada di stasiun luar angkasa.

 

Mudah Diolah

Di luar angkasa tidak terdapat lemari es, sehingga makanan luar angkasa harus disimpan dan disajikan secara tepat supaya bertahan lama. Terutama untuk misi penerbangan ke luar angkasa dengan waktu yang lama. Menyiapkan makanan untuk astronaut memerlukan banyak perhatian terhadap detail. Makanan astronaut harus tidak hanya bergizi, tetapi juga tahan lama, mudah diolah, dan tentunya lezat.

Menu makanan astronaut dirancang dengan sangat teliti. Para ahli gizi dan ilmuwan pangan berkumpul untuk menciptakan menu yang tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi tetapi juga memenuhi selera para astronaut.

Pengemasan dan Pengawetan adalah langkah selanjutnya yang tidak kalah penting. Makanan harus bertahan dalam kondisi luar angkasa yang ekstrem.

Teknik pengawetan seperti pembekuan kering dan pemanasan diterapkan untuk memastikan makanan tetap segar dan bergizi saat mencapai stasiun luar angkasa. Kemasan dari makanan-makanan tersebut pun dirancang satu kali pakai layaknya di Bumi.

Uniknya, beberapa kemasan sudah didesain untuk mencegah makanan terbang jauh, fleksibel dan mudah digunakan, serta memaksimalkan ruang saat menyimpan atau membuang wadah makanan.

Tanpa gravitasi untuk menahan makanan di tempatnya, astronaut harus menggunakan teknik khusus. Penggunaan Alat Makan Khusus seperti sumpit atau sendok magnetik membantu menjaga makanan tetap pada tempatnya.

Kemasan Makanan yang Inovatif juga berperan besar, misalnya minuman dikemas dalam kantong dengan sedotan yang dapat dikunci. Setiap tegukan harus dipertimbangkan dengan hati-hati agar tidak menumpahkan cairan ke udara.

Proses makan mengharuskan astronaut berhati-hati. Makanan dan minuman dapat dengan mudah menyebar di seluruh ruangan jika tidak dikendalikan dengan baik.

Saat berada di luar angkasa, indra perasa astronaut berubah. Ketika di bumi, cairan tubuh umumnya mengendap di kaki.

Akan tetapi, gravitasi yang rendah membuat cairan ini bergerak bebas di tubuh. Kondisi ini membuat banyak makanan terasa hambar.

Untuk mengaktifkan kembali indra perasa, banyak astronaut lebih menyukai makanan pedas, seperti paprika, lobak atau wasabi.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya