Liputan6.com, INew York City - Salah satu topik pembicaraan utama setelah debat presiden Amerika Serikat adalah dukungan Taylor Swift untuk kandidat dari partai Demokrat Kamala Harris.
Lantas, apa pengaruh dukungan penyanyi yang dikenal dengan lagu Shake if Off itu terhadap pemilihan umum 5 November 2024?
Tidak terlalu banyak, menurut Lauren Rosewarne, seorang profesor Universitas Melbourne yang mempelajari hubungan antara media dan politik.
Advertisement
"Sama sekali tidak mengejutkan, dia mendukung Biden dan Harris pada tahun 2020, jadi kita sudah tahu politiknya," kata Rosewarne dikutip dari BBC, Rabu (11/9/2024).
Dukungan Taylor Swift dapat berdampak pada pendaftaran pemilih, katanya, tetapi karena basis penggemarnya cenderung muda dan perempuan dan itu sudah menjadi basis pendukung Harris, mungkin tidak akan berdampak besar pada November mendatang.
Isu Ekonomi di Debat Pilpres AS, Donald Trump dan Kamala Harris Ribut Soal Tarif Pajak
Debat perdana antara Donald Trump dan Kamala Harris yang berlangsung di Philadelphia pada Selasa (10/9/2024) dibuka dengan pertanyaan terkait isu ekonomi. Keduanya, terlibat keributan mengenai tarif pajak.
"Apakah Anda percaya bahwa orang Amerika Serikat lebih baik dari pada empat tahun lalu?," tanya Trump ke Harris, dikutip dari BBC, Rabu (11/9).
Harris menjawab terlebih dahulu dan mengatakan bahwa ia berencana untuk membangun "ekonomi peluang".
Ia berjanji juga untuk mengatasi biaya perumahan dan membantu keluarga muda.
"Salah satu gairah saya adalah bisnis kecil," kata Kamala Harris.
Harris lalu menyerang Trump terkait isu pemotongan pajak. Ia kemudian beralih untuk mencoba membandingkannya dengan lawannya.
Ia mengatakan, Trump berencana untuk melakukan apa yang ia dan Biden telah dilakukan sebelumnya dan memberikan "pemotongan pajak untuk miliarder dan perusahaan".
Ia mengatakan, WN Amerika Serikat akan menghadapi pajak tinggi di era Trump.
Advertisement
Trump Menjanjikan Tarif Pajak
Menanggapi pertanyaan Harris, Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif pada negara lain.
Secara khusus, ia menyebutkan China, dengan mengatakan bahwa pemerintah telah mengambil "miliaran" dari negara tersebut dengan tarif yang tetap berlaku, bahkan setelah ia meninggalkan jabatannya.
Wakil Presiden Harris menanggapi serangan Trump terkait isu ekonomi dan mengalihkan kesalahan kepada pemerintahannya.
"Donald Trump meninggalkan kita dengan pengangguran terburuk sejak Depresi Ekonomi," katanya.
"Apa yang telah kita lakukan adalah membersihkan kekacauan Donald Trump," tambahnya.