Liputan6.com, Naypyidaw - Myanmar dilaporkan kembali melakukan serangan udara dan memakan korban.
"Serangan udara junta Myanmar menewaskan sedikitnya 15 warga sipil dan melukai 10 lainnya di sebuah pasar di daerah pertambangan emas di negara bagian Kachin utara," kata juru bicara kelompok pemberontak etnis yang menguasai daerah itu kepada AFP pada hari Minggu (12/1/2024).
Advertisement
Baca Juga
Junta Myanmar dituduh melakukan beberapa serangan terhadap sasaran sipil saat berjuang untuk meredakan perlawanan terhadap kudeta 2021.
Advertisement
"Serangan terbaru terjadi sekitar pukul 11:00 pada hari Sabtu (12/1)," kata Kolonel Naw Bu, juru bicara Kachin Independence Army (KIA) Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), kepada AFP yang dikutip Senin (13/1).
"Semua yang tewas adalah warga sipil termasuk penambang emas dan pemilik toko lokal," katanya.
KIA, yang dapat mengerahkan sekitar 7.000 pejuang, telah memerangi militer selama beberapa dekade untuk mendapatkan otonomi dan kendali atas sumber daya lokal di negara bagian Kachin.
Negara bagian ini merupakan rumah bagi tambang batu giok besar dan unsur tanah berat langka, yang sebagian besar diekspor ke China.
Naw Bu mengatakan serangan itu terjadi di area pertambangan di Tanaing Township, di bagian barat negara bagian tersebut.
Gambar dari media lokal menunjukkan kawah besar di tengah area yang hancur total.
Sebelumnya, serangan udara oleh tentara Myanmar menyasar sebuah desa yang dikuasai kelompok etnis minoritas bersenjata menewaskan sekitar 40 orang dan melukai sedikitnya 20 orang lainnya, kata pihak berwenang kelompok tersebut dan sebuah badan amal setempat pada hari Kamis (9/1).
Mereka juga mengatakan ratusan rumah terbakar dalam kebakaran yang dipicu oleh pengeboman tersebut.