Para Pemimpin Dunia Sambut Kesepakatan Gencatan Senjata Hamas-Israel

Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata akan mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025) asalkan disetujui oleh Kabinet Keamanan Israel.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 16 Jan 2025, 08:17 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 08:15 WIB
Di Tengah Harapan Kesepakatan Gencatan Senjata, Israel Terus Lancarkan Serangan Bom di Gaza
Militer Israel terus melanjutkan serangan mematikannya di sejumlah wilayah di Jalur Gaza. (BASHAR TALEB/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Doha - Para pemimpin di seluruh dunia menyambut kabar bahwa Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan gencatan senjata setelah 15 bulan pertumpahan darah di Jalur Gaza. Mereka mendesak kedua pihak memanfaatkan kesempatan ini guna mengakhiri konflik dan krisis kemanusiaan yang menyertainya.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa negara-negara anggota PBB siap mendukung pelaksanaan kesepakatan tersebut dan meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan kepada banyak warga Palestina yang terus menderita.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (16/1) mengatakan bahwa rakyat Palestina telah "melewati penderitaan yang luar biasa." Dia menambahkan, "Terlalu banyak nyawa tak bersalah yang hilang, terlalu banyak komunitas yang hancur. Dengan kesepakatan ini, rakyat Gaza akhirnya dapat pulih dan membangun kembali."

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menuturkan bahwa kesepakatan ini akan menyatukan para sandera dengan keluarga mereka dan memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza.

"Ini membawa harapan bagi seluruh kawasan, di mana orang-orang telah menanggung penderitaan luar biasa dalam waktu yang sangat lama," kata dia. "Kedua pihak harus sepenuhnya melaksanakan kesepakatan ini sebagai langkah awal menuju stabilitas yang abadi di kawasan ini dan penyelesaian diplomatik konflik."

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengungkapkan harapannya agar kesepakatan ini membuka pintu untuk mengakhiri perang secara permanen dan memperbaiki situasi kemanusiaan yang buruk di Jalur Gaza. Dia menekankan bahwa kesepakatan ini harus dilaksanakan dengan sepenuh hati dan semua sandera harus dibebaskan.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut kesepakatan ini sebagai kabar yang telah lama ditunggu oleh rakyat Israel dan Palestina.

Setelah bantuan kemanusiaan sampai kepada mereka yang membutuhkan di Jalur Gaza, Starmer menambahkan, "Perhatian kita harus beralih pada bagaimana kita memastikan masa depan yang lebih baik secara permanen bagi rakyat Israel dan Palestina – yang didasarkan pada solusi dua negara yang akan menjamin keamanan dan stabilitas bagi Israel, serta negara Palestina yang berdaulat dan layak."

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, yang berperan penting dalam negosiasi, memuji upaya keras yang dilakukan oleh negaranya. Dia menegaskan bahwa Mesir akan selalu setia pada komitmennya sebagai pendukung perdamaian yang adil, mitra yang setia dalam mencapainya, dan pembela hak sah rakyat Palestina.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang telah menjadi kritikus vokal terhadap tindakan Israel di Jalur Gaza menuturkan, "Kami sangat menghormati rakyat Gaza yang heroik dan putra-putra berani mereka yang dengan gagah berani membela tanah dan kebebasan mereka dari serangan ilegal dan tidak manusiawi Israel."

Langkah Menuju Solusi Dua Negara

Di Tengah Harapan Kesepakatan Gencatan Senjata, Israel Terus Lancarkan Serangan Bom di Gaza
Beberapa sumber medis mengatakan bahwa serangan Israel menewaskan sedikitnya 70 warga Palestina di seluruh wilayah Gaza sejak Senin (13/1/2025). (BASHAR TALEB/AFP)... Selengkapnya

Afrika Selatan menyambut kesepakatan gencatan senjata, yang menurutnya datang "setelah 15 bulan serangan genosida Israel terhadap Gaza, yang dimulai setelah Hamas dan kelompok bersenjata lainnya melancarkan serangan terhadap Israel."

Selain itu, Afrika Selatan menyebut kesepakatan ini sebagai "langkah pertama yang krusial untuk mengakhiri krisis kemanusiaan parah yang dialami oleh 2,3 juta warga Palestina di Jalur Gaza." Mereka mendesak agar bantuan kemanusiaan untuk warga sipil di Jalur Gaza segera dikirim dalam jumlah besar.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, yang telah menjadi salah satu pengkritik paling vokal dari tindakan Israel dalam konflik di Jalur Gaza, mengatakan, "Ini harus mengakhiri konflik, menangani situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, dan membawa pembebasan semua sandera."

Sanchez turut mengungkapkan harapannya agar gencatan senjata ini bisa menjadi langkah yang sangat penting menuju solusi dua negara dan menuju perdamaian yang adil yang menghormati hukum internasional.

Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo – yang juga mengkritik tindakan Israel dalam konflik ini – mengatakan, "Kami merasakan kelegaan yang luar biasa bagi para sandera, keluarga mereka, dan rakyat Gaza. Mari kita berharap gencatan senjata ini akan mengakhiri pertempuran dan menandai awal dari perdamaian yang berkelanjutan."

Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store menyerukan penguatan institusi Palestina agar mereka dapat "mengambil alih kontrol penuh dan tanggung jawab, termasuk di Gaza." Dia juga mendesak perlunya "jaminan keamanan yang kredibel" untuk Israel dan Palestina, serta menekankan bahwa solusi ini harus didasarkan pada kerangka kawasan.

Momen Tingkatkan Bantuan ke Gaza

Distribusi Makanan Warga Gaza Palestina
Warga berkerumun menunggu distribusi makanan di Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina, Rabu (8/11/2023). Sejak dimulainya perang Israel-Hamas, Israel membatasi jumlah makanan dan air yang diperbolehkan masuk ke wilayah Jalur Gaza sehingga menyebabkan kelaparan yang meluas di seluruh wilayah tersebut. (AP Photo/Hatem Ali)... Selengkapnya

Perdana Menteri Irlandia Simon Harris yang bersama Spanyol dan Norwegia mengakui negara Palestina secara resmi pada Mei tahun lalu, mengungkapkan bahwa kabar ini disambut baik setelah 15 bulan penderitaan manusia dan kehancuran yang luar biasa.

Dia menambahkan, "Saya berharap semua pihak memanfaatkan kesempatan ini dan bahwa komunitas internasional juga berperan, dengan meningkatkan bantuan ke Gaza, mendukung Otoritas Palestina yang diperbaharui untuk membawa stabilitas dan pemerintahan di Gaza, serta bekerja untuk meletakkan proses yang dapat mengarah pada perdamaian."

Kantor Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menyambut "kesempatan penting untuk secara substansial meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil Gaza."

Pernyataan tersebut mengatakan Italia siap bekerja dengan mitra Eropa dan internasional untuk menstabilkan dan membangun kembali Gaza dengan tujuan untuk memulai kembali proses politik menuju perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, berdasarkan solusi dua negara, di mana Israel dan Negara Palestina hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan, di dalam batas yang diakui bersama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya