Hormati Keputusan Indonesia Gabung BRICS, Polandia: Bukan Berarti Anti-Barat

Polandia menghormati keputusan Indonesia bergabung dalam BRICS sebagai hak independen.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Jan 2025, 18:35 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2025, 18:35 WIB
Charge D' Affairs Kedutaan Besar Polandia Maciej Tumulec saat ditemui sejumlah media, Jumat (17/1/2025). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)
Charge D' Affairs Kedutaan Besar Polandia Maciej Tumulec saat ditemui sejumlah media, Jumat (17/1/2025). (Liputan6.com/Benedikta Miranti)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Charge d’Affaires (CDA) Kedutaan Besar Polandia untuk Indonesia, Maciej Tumulec buka suara soal keanggotaan Indonesia di BRICS (Brazil, Russia, India, China, South Africa).

Menurutnya, Polandia menganggap keputusan Indonesia sebagai hak independen dan tidak memandang langkah tersebut sebagai sesuatu yang bertentangan dengan Polandia atau negara Barat lainnya.

"Kami tidak secara resmi memberikan pernyataan apa pun tentang hal ini. Itu adalah hak independen Indonesia untuk bergabung dengan blok mana pun," ungkap Tumulec kepada sejumlah media, Jumat (17/1/2025). 

Namun, ia juga menyinggung salah satu negara anggota BRICS, Rusia, yang disebutnya sebagai "tetangga tidak bersahabat" bagi Polandia. Meski demikian, Tumulec menegaskan bahwa keanggotaan Indonesia di BRICS tidak dipandang sebagai sikap anti-Polandia atau anti-Barat.

"Kami sadar bahwa di dalam blok tersebut terdapat Rusia, yang bukan negara ramah bagi kami. Namun, kami tidak melihat langkah ini sebagai sesuatu yang bersifat anti-Polandia atau anti-Barat," ujar Tumulec. 

Tumulec juga menambahkan bahwa keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS bisa dipersepsikan berbeda oleh berbagai negara.

"Bisa saja beberapa negara melihatnya sebagai keberpihakan kepada negara-negara yang dianggap anti-Barat, meskipun itu bukan pandangan kami," jelasnya.

 

Indonesia Resmi Gabung BRICS

Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono dan sejumlah pemimpin negara/utusan khusus berpose saat menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia, Kamis, (24/10/2024).
Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono dan sejumlah pemimpin negara/utusan khusus berpose saat menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia, Kamis, (24/10/2024). (Alexander Nemenov, Pool Photo via AP)... Selengkapnya

Indonesia kini resmi bergabung sebagai anggota penuh BRICS, aliansi ekonomi negara berkembang yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Keputusan ini diambil kurang dari tiga bulan setelah Indonesia secara resmi menyampaikan keinginannya untuk bergabung dalam pertemuan BRICS+ Summit di Kazan, Rusia, pada 24 Oktober 2024.

Menteri Luar Negeri RI (Menlu) Sugiono menyatakan bahwa keanggotaan ini mencerminkan pentingnya posisi Indonesia di mata dunia.

"Indonesia dipandang sebagai negara yang strategis dan penting untuk segera bergabung," ujarnya dalam pidato tahunan di acara Pernyataan Pers Menteri Luar Negeri (PPTM) 2025 di Jakarta, Jumat (10/1/2025).

Keputusan Indonesia bergabung dengan BRICS sempat memunculkan pertanyaan mengenai kesesuaiannya dengan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Namun, pemerintah menegaskan bahwa langkah ini justru merupakan manifestasi nyata dari kebijakan tersebut.

"Keanggotaan ini bukanlah hasil kerja semalam, melainkan buah dari konsistensi dan keteguhan diplomasi Indonesia selama puluhan tahun," kata Sugiono.

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya