Liputan6.com, Washington D.C - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menjalani pelantikan untuk kedua kalinya di Washington, D.C pada Senin (20/1/2025).
Dikutip dari laman Time Magazine, Senin (20/1/2025), seperti tradisi yang berlangsung selama ratusan tahun, Trump akan mengangkat tangan kanannya dan meletakkan tangan kirinya di atas sebuah Alkitab saat mengucapkan sumpah jabatan.
Baca Juga
Tradisi meletakkan tangan di atas Alkitab saat pelantikan presiden dimulai oleh George Washington pada tahun 1789.
Advertisement
Menurut White House Historical Association, pada saat itu penyelenggara upacara lupa membawa Alkitab, sehingga Washington meminjamnya dari sebuah Masonic Lodge. Tradisi ini kemudian terus diikuti oleh para penerusnya, menjadikannya salah satu elemen penting dalam pelantikan presiden Amerika Serikat.
Bahkan, Washington memulai kebiasaan mencium Alkitab setelah mengambil sumpah jabatan. Namun, kebiasaan ini dihentikan oleh Presiden Franklin Pierce pada tahun 1853, yang hanya meletakkan tangannya di atas Alkitab tanpa menciumnya.
Beberapa presiden menggunakan Alkitab yang memiliki nilai sejarah atau sentimental.
Contohnya, pada pelantikan pertamanya di tahun 2017, Donald Trump menggunakan dua Alkitab: satu yang diberikan oleh ibunya dan satu lagi yang digunakan Abraham Lincoln saat pelantikannya.
Presiden Joe Biden, misalnya, menggunakan Alkitab keluarganya yang telah dimiliki sejak abad ke-19. Hal ini menambah makna personal dan simbolis dalam tradisi sumpah jabatan tersebut.
Â
Ada yang Tak Gunakan Alkitab
Meski tradisi ini begitu mengakar, beberapa presiden memilih untuk tidak menggunakan Alkitab. Theodore Roosevelt, misalnya, tidak menggunakan apapun saat pelantikannya pada tahun 1901.
Sementara itu, John Quincy Adams pada tahun 1825 memilih sebuah buku hukum untuk sumpah jabatannya, sebagai simbol tanggung jawabnya untuk menjunjung tinggi hukum konstitusi AS.
Â
Advertisement