Liputan6.com, Soviet - 45 tahun yang lalu Uni Soviet pernah memiliki salah satu kritikus paling vokal sekaligus fisikawan nuklir terkemuka, Dr Andrei Sakharov. Kendati demikian dia diasingkan oleh pemerintah.
Keputusan ini diambil setelah wawancara Dr Sakharov dengan televisi Amerika Serikat sepekan sebelum 22 Januari 1980, di mana ia secara terbuka menyerukan penarikan pasukan Soviet dari Afghanistan. Pernyataan tersebut dianggap sebagai puncak dari serangkaian tindakan kritik yang dilakukannya selama lebih dari 13 tahun tanpa dikenai penangkapan.
Advertisement
"Saya mendukung penuh rencana boikot Olimpiade Musim Panas di Moskow dan juga sanksi yang diberlakukan Presiden AS, Jimmy Carter, sebagai tanggapan atas invasi Soviet ke Afghanistan," ujar Dr Sakharov dalam wawancara kepada televisi Amerika Serikat seperti dikutip dari BBC On This Day, Rabu (22/1/2025).
Advertisement
Adapun Dr Sakharov dan istrinya, Yelena Bonner, ditangkap oleh petugas dinas rahasia Soviet, KGB saat berjalan di jalanan Moskow. Pemerintah mencabut semua penghargaan resminya dan memberikan waktu dua jam kepada pasangan tersebut untuk berkemas sebelum diasingkan ke Gorky, sebuah kota industri sekitar 400 kilometer sebelah timur Moskow yang tertutup bagi wartawan asing.
Dr Sakharov sebelumnya dikenal sebagai pencipta bom hidrogen pertama Soviet, tetapi ia kemudian memilih menjadi aktivis yang memperjuangkan perlucutan senjata nuklir dan hak asasi manusia. Atas dedikasinya, ia bahkan dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1975.
Dalam wawancara dengan BBC, Dr Sakharov menegaskan, "Reformasi di Uni Soviet sangat penting. Negara ini memerlukan pluralisme politik dan ideologi, ekonomi campuran, serta perlindungan hak asasi manusia untuk membuka masyarakat menuju perubahan yang lebih demokratis."
Selama hampir tujuh tahun pengasingannya di Gorky, Dr Sakharov terus menulis surat dan seruan untuk mendukung aktivis hak asasi manusia. Ia bahkan melakukan tiga kali mogok makan sebagai bentuk protes atas perlakuan terhadap dirinya dan memperjuangkan izin bagi istrinya untuk berobat ke Amerika Serikat akibat masalah mata dan jantung.
Pada tahun 1983, ketika Yelena Bonner hendak berangkat ke AS, ia dituduh melakukan pencemaran nama baik terhadap negara Soviet. Dr Sakharov menilai tuduhan tersebut sebagai upaya pemerintah untuk mencegah kepergiannya ke luar negeri. Akhirnya, Yelena juga diperintahkan untuk tetap menjalani pengasingan di Gorky.
Setelah Presiden Mikhail Gorbachev memerintahkan pembebasannya pada tahun 1986, Dr Sakharov kembali aktif di panggung politik dan menjadi tokoh utama gerakan pro-demokrasi. Ia turut serta dalam penyusunan konstitusi baru Soviet dan memimpin oposisi di parlemen pada tahun 1989.
Dr Andrei Sakharov diketahui meninggal dunia pada 14 Desember 1989 akibat serangan jantung, meninggalkan warisan perjuangan bagi hak asasi manusia dan reformasi demokratis di Uni Soviet.