Gaia Wahana Pemetaan Alam Semesta Berhenti Beroperasi

Wahana antariksa ini sudah bertugas memetakan galaksi Bima Sakti selama 12 tahun. Hal ini dilakukan karena Gaia kehabisan propelan gas dingin yang digunakannya untuk menuver berputar di ruang hampa.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 22 Jan 2025, 05:00 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2025, 05:00 WIB
Alam Semesta
Ilustrasi Alam Semesta yang dikatakan kini dapat dibuat peta barunya berkat FRB (Fast Radio Burst) atau semburan radio cepat. (Pixabay/51581)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - European Space Agency (ESA) atau Badan Antariksa Eropa menghentikan operasi salah satu wahana antariksa miliknya, Gaia. ESA resmi menghentikan pengoperasian Gaia terhitung sejak Rabu (15/1/2025).

Wahana antariksa ini sudah bertugas memetakan galaksi Bima Sakti selama 12 tahun. Hal ini dilakukan karena Gaia kehabisan propelan gas dingin yang digunakannya untuk menuver berputar di ruang hampa.

Diketahui, Gaia telah menggunakan sekitar 12 gram propelan gas setiap hari sejak diluncurkan dari Guyana Prancis, Amerika Selatan, pada 19 Desember 2013 silam. Meski ESA telah menghentikan pengoperasian Gaia, wahana antariksa tersebut masih memberikan data berharga yang membantu para astronom dalam misi khusus yang sedang berlangsung.

Melansir laman Space pada Selasa (21/01/2025), Gaia telah mempelajari hampir dua miliar bintang dan objek lain di dalam serta di sekitar galaksi Bima Sakti sepanjang masa tugasnya. Gaia tidak hanya mencatat jumlah besar objek, tetapi juga menghasilkan data yang sangat rinci tentang gerakan bintang, luminositas, suhu, dan komposisi kimia mereka.

Misi utama Gaia adalah menciptakan peta 3D terbesar dan paling akurat dari alam semesta yang pernah ada. Dengan pengukuran yang sangat presisi, Gaia mampu merevolusi pemahaman manusia tentang dinamika galaksi dan asal-usul kosmos.

Rilis data pertama Gaia diumumkan pada 14 September 2016, diikuti rilis kedua pada 25 April 2018, dan rilis terakhir pada 13 Juni 2022. Setiap rilis data memberikan wawasan yang semakin kaya tentang struktur galaksi kita.

Tim ilmiah di balik misi Gaia kini tengah mempersiapkan Gaia Data Release 4 (GR4), yang diharapkan akan terbit sebelum pertengahan 2026. ESA menjanjikan bahwa GR4 tidak hanya akan menjadi pengulangan dari rilis sebelumnya, tetapi juga membawa peningkatan signifikan dalam volume dan kualitas data yang tersedia.

Setelah seluruh data yang dikumpulkan Gaia diunduh ke bumi, pekerjaan akan dilanjutkan untuk mempersiapkan Gaia Data Release 5 (GR5). Rilis data terakhir ini akan menjadi kumpulan data astronomi terbesar yang memuat pengamatan selama lebih dari 10,5 tahun.

 

Teknologi Mutakhir

Gaia dirancang dengan teknologi mutakhir yang memungkinkan pengamatan bintang dengan tingkat presisi yang luar biasa. Gaia memiliki diameter sekitar 10 meter dengan panel surya yang terbentang, dan bobot total mencapai 2 ton.

Gaia dilengkapi dengan dua teleskop optik yang memungkinkan cakupan langit yang luas dan pengamatan simultan. Kamera CCD Gaia adalah yang terbesar yang pernah diterbangkan ke luar angkasa, dengan lebih dari 1 miliar piksel.

Tiga instrumen utama Gaia adalah astrometri yang digunakan untuk mengukur posisi, jarak, dan gerakan bintang. Fotometri yang digunakan untuk menentukan luminositas dan suhu bintang.

Terakhir, spektrometri radial yang digunakan untuk menganalisis kecepatan radial untuk mempelajari pergerakan menuju atau menjauh dari bumi. Gaia beroperasi di sekitar 1,5 juta kilometer dari bumi di titik L2, posisi strategis yang meminimalkan gangguan dari radiasi matahari.

(Tifani)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya