Liputan6.com, Jakarta - Lubang hitam atau black hole merupakan objek luar angkasa yang mampu menarik cahaya dengan gaya gravitasi yang sangat kuat. Lubang hitam yang paling besar di alam semesta dikenal sebagai lubang hitam supermasif dan memiliki bobot jutaan hingga miliaran kali massa matahari.
Lubang hitam biasanya berada di pusat galaksi, termasuk Bima Sakti. Meski telah menjadi objek penelitian selama puluhan tahun, lubang hitam masih menjadi misteri dalam dunia astronomi.
Baru-baru ini, para peneliti menemukan lubang hitam supermasif yang menembakkan sinar energi raksasa langsung ke bumi. Raksasa kosmik ini memiliki massa kira-kira sebesar 700 juta matahari.
Advertisement
Baca Juga
Fenomena tersebut menciptakan minat baru dalam memahami perilaku ekstrem dari lubang hitam dan interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. Melansir laman Live Science pada Senin (20/01/2025), lubang hitam tersebut membidik bumi sejak awal pembentukan alam semesta hingga 800 juta tahun setelah Big Bang, sehingga menjadi blazar terjauh yang pernah ditemukan.
Blazar adalah salah satu fenomena akresi pada lubang hitam yang mempunyai massa sangat besar dan terletak di pusat suatu galaksi. Blazar terbentuk ketika lubang hitam memakan material di sekitarnya dengan kecepatan tinggi, memanaskan materi tersebut hingga suhu ekstrem, dan memancarkan jet energi yang sangat kuat ke luar angkasa.
Beberapa lubang hitam supermasif yang dikenal sebagai quasar sangatlah masif, sehingga dapat memanaskan material yang berputar-putar di dalam cakram akresinya hingga ratusan ribu derajat. Pada titik tersebut, lubang hitam akan memancarkan radiasi elektromagnetik dalam jumlah besar.
Medan magnet quasar yang sangat besar dapat membentuk energi ini, yang melesat keluar secara tegak lurus ke cakram akresi dan meluas jauh melampaui galaksi induknya. Secara kebetulan, beberapa quasar ini mengarahkan salah satu pancaran energinya langsung ke bumi.
Fenomena ini menciptakan titik terang radio yang berdenyut saat lubang hitam ini melahap materi. Fenomena tersebut menjadi alat penting bagi para astronom untuk mempelajari proses pembentukan lubang hitam awal dan evolusi galaksi.
Dalam studi baru yang dipublikasikan pada 18 Desember 2024 di The Astrophysical Journal Letters, para peneliti menemukan blazar baru yang dijuluki J0410−0139. Mereka menggunakan data dari beberapa teleskop, termasuk Atacama Large Millimeter Array, teleskop Magellan, dan Very Large Telescope milik European Southern Observatory yang semuanya berlokasi di Chili, serta observatorium Chandra milik NASA di orbit bumi.
Pengukuran Lebih Rinci
Kombinasi observasi dari berbagai panjang gelombang memungkinkan pengukuran yang lebih rinci tentang karakteristik blazar tersebut. Gelombang radio dari blazar itu menempuh jarak lebih dari 12,9 miliar tahun cahaya untuk mencapai bumi.
Jarak tersebut merupakan rekor baru untuk jenis objek kosmik semacamnya. Penemuan ini memberikan wawasan tentang kondisi alam semesta saat usianya masih sangat muda, hanya sekitar 6 persen dari usia saat ini.
Usia raksasa tersebut memungkinkan para peneliti untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana lubang hitam supermasif pertama terbentuk dan bagaimana inti galaksi berevolusi sejak saat itu. Studi ini juga membantu memecahkan pertanyaan besar dalam kosmologi mengenai bagaimana lubang hitam yang sangat besar bisa tumbuh begitu cepat setelah Big Bang?
Kurang dari 3.000 blazar telah ditemukan hingga saat ini, dan sebagian besar berlokasi jauh lebih dekat dengan bumi daripada J0410−0139. Pemegang rekor sebelumnya untuk lubang hitam terjauh adalah PSO J0309+27, yang ditemukan pada 2020 dan berjarak sekitar 12,8 miliar tahun cahaya dari bumi.
Sementara itu, lubang hitam PSO J0309+27 sekitar 100 juta tahun lebih muda daripada J0410−0139. Dibandingkan dengan usia alam semesta, perbedaan usia ini tampak sangat kecil.
Namun, dalam kurun waktu 100 juta tahun tersebut, lubang hitam supermasif dapat tumbuh beberapa kali lipat, sehingga hal ini merupakan perkembangan yang signifikan. Penemuan satu blazar pada jarak ini mengisyaratkan banyak lubang hitam supermasif lain yang ada pada titik ini dalam sejarah kosmik, yang mungkin tidak memiliki jet atau memancarkan radiasinya menjauh dari bumi.
Dengan setiap penemuan baru, para ilmuwan semakin mendekati pemahaman yang lebih baik tentang evolusi galaksi dan peran lubang hitam dalam membentuk struktur besar di alam semesta.
(TIfani)
Advertisement