Liputan6.com, Jakarta - Peta galaksi adalah representasi visual dari struktur dan susunan galaksi-galaksi yang ada di alam semesta. Seperti halnya peta bumi yang membantu kita menavigasi planet kita, peta galaksi berfungsi untuk memahami posisi dan hubungan antar galaksi yang tersebar di ruang angkasa yang luas.
Melalui peta ini, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai bagaimana galaksi terbentuk, berkembang, dan berinteraksi satu sama lain. Peta galaksi juga memfasilitasi penemuan baru dalam bidang astronomi, mengungkapkan pola distribusi galaksi, serta memberikan wawasan mengenai fenomena kosmik yang lebih kompleks, seperti materi gelap dan energi gelap.
Memetakan langit malam sendiri adalah praktik yang sudah ada sejak berabad-abad lalu. Salah satu atlas kosmik terkenal di masa lalu adalah Catalog des Nébuleuses et des Amas d'Étoiles (Katalog Nebula dan Gugus Bintang) pada 1774, yang dibuat oleh astronom Prancis Charles Messier.
Advertisement
Baca Juga
Messier membuat katalog ini untuk membedakan objek-objek langit yang bisa tampak seperti komet, namun tidak bergerak, seperti nebula dan gugus bintang. Katalog Messier ini menjadi landasan penting bagi penelitian astronomi selanjutnya dan hingga saat ini masih digunakan oleh astronom untuk mengidentifikasi objek-objek langit yang menarik.
Dengan bantuan teknologi canggih, astronom dapat menggambarkan dan memetakan galaksi-galaksi dengan lebih akurat. Seiring perkembangan teknologi teleskop dan instrumen pencitraan, peta galaksi kini dapat dibuat dengan tingkat presisi yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya.
Teknologi ini memungkinkan astronom untuk mendeteksi galaksi yang sangat jauh dan bahkan galaksi yang sangat redup yang sebelumnya sulit diidentifikasi. Peta galaksi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang komposisi dan dinamika alam semesta, termasuk proses-proses yang terjadi di dalam galaksi seperti pembentukan bintang, supernova, dan interaksi antar galaksi.
Melansir laman Space pada Kamis (27/02/2025), sebuah peta digital yang disebut Siena Galaxy Atlas (SGA) pernah dirilis pada 2023. Menariknya, peta galaksi tersebut menunjukkan ada hampir 400.000 galaksi di dekat Bima Sakti.
Peta ini mencakup galaksi-galaksi yang ada dalam radius sekitar 1 miliar tahun cahaya dari Bima Sakti. Peta ini memberikan para ilmuwan gambaran yang lebih lengkap tentang galaksi-galaksi yang ada di sekitar kita.
Tampilkan Gambar Indah
Selain sangat berguna bagi para astronom yang mencari data, peta ini juga menampilkan gambar indah galaksi yang dapat diakses secara gratis oleh publik secara daring. Peta galaksi ini dibuat menggunakan data dari tiga survei astronomi yang dikumpulkan antara tahun 2014 dan 2017 di Cerro Tololo Inter-American Observatory (CTIO) dan Kitt Peak National Observatory (KPNO).
Survei-survei ini menggunakan teleskop yang dilengkapi dengan instrumen pencitraan canggih yang mampu menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi, bahkan untuk galaksi-galaksi yang sangat jauh.
Secara keseluruhan, survei ini mencakup area seluas 20.000 derajat persegi, yang setara dengan hampir separuh langit malam di Bumi. Artinya, SGA berisi sejumlah besar informasi kosmik di satu tempat, termasuk lokasi, bentuk, dan ukuran ratusan ribu galaksi besar yang relatif dekat dengan Galaksi Bima Sakti.
Apa yang benar-benar membedakan SGA adalah keakuratan semua datanya, karena peta galaksi ini dibuat berdasarkan gambar yang diambil dengan instrumen yang sangat sensitif. Teknologi pencitraan yang digunakan dalam peta ini memungkinkan astronom untuk melihat detail yang sangat halus, termasuk perubahan cahaya galaksi dari pusat hingga tepiannya.
SGA juga merupakan atlas kosmik pertama yang menampilkan profil cahaya galaksi, sebuah kurva yang menggambarkan bagaimana kecerahan galaksi berubah dari titik paling terang di pusat galaksi ke titik paling redup di pinggiran galaksi. Profil cahaya ini memberikan wawasan tentang struktur internal galaksi, termasuk distribusi bintang-bintang dan materi lainnya.
Peta galaksi tersebut bisa menjadi tempat mendapatkan informasi bagi para ilmuwan yang ingin menyelidiki segala sesuatu mulai dari kelahiran dan evolusi galaksi, hingga distribusi materi gelap, serta perambatan gelombang gravitasi melalui ruang angkasa. Dalam penelitian galaksi, salah satu hal yang paling menarik adalah mencoba memahami materi gelap, yang meskipun tidak dapat dilihat langsung, pengaruhnya dapat dirasakan melalui interaksi gravitasi antara galaksi-galaksi.
(Tifani)
Advertisement
