7 Februari 1987: Kematian Mahasiswa Park Chong-choi Picu Demo Besar dalam Sejarah Korea Selatan

Rakyat Korea Selatan menggelar demonstrasi besar memperingati kematian mahasiswa Park Chong-choi dalam tahanan polisi.

oleh Alya Felicia Syahputri diperbarui 07 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2025, 06:00 WIB
Bendera Korea Selatan. (JUNG Yeon-je / AFP)
Bendera Korea Selatan. (JUNG Yeon-je / AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Seoul - Hari ini, 38 tahun yang lalu, Korea Selatan menghadapi salah satu insiden demonstrasi terbesar dalam sejarah.

Kepolisian Korea Selatan pada saat itu melakukan ratusan penangkapan dalam demonstrasi terbesar di negara tersebut selama enam tahun terakhir. Aksi unjuk rasa ini berlangsung di seluruh negeri untuk memperingati kematian mahasiswa Park Chong-choi saat berada dalam tahanan, meskipun Presiden Chun Doo Hwan telah mengeluarkan peringatan keras sehari sebelumnya.

Park Chong-choi (21) mahasiswa jurusan linguistik di Universitas Nasional Seoul, meninggal akibat sesak napas saat diinterogasi polisi atas dugaan aktivitas pro-komunis pada 14 Januari.

The ruling Democratic Justice Party (Partai Demokratik Keadilan) yang berkuasa mengklaim bahwa kelompok oposisi memanfaatkan upacara peringatan ini sebagai dalih untuk menggelar aksi politik ilegal dan penuh kekerasan.

"Kemarahan kami terhadap rezim saat ini telah mencapai titik yang tak tertahankan," ujar juru bicara Partai Demokrat Korea Baru, partai oposisi utama. dikutip dari BBC, Jumat (7/2/2025)

Para penyelenggara demonstrasi yang terdiri dari kelompok gereja, buruh, mahasiswa, serta partai oposisi, menyatakan bahwa tujuan mereka hanya untuk menghormati Park Chong-choi.

Pemerintah mengerahkan 120.000 personel polisi untuk memperketat keamanan menjelang upacara peringatan. Akibatnya, polisi menangkap 2.400 orang yang dicurigai terlibat dalam aksi tersebut dan menempatkan beberapa tokoh oposisi penting dalam tahanan rumah sejak malam sebelumnya.

Di ibu kota Seoul, sekitar 30.000 polisi anti huru-hara dikerahkan untuk menghadapi hingga 20.000 demonstran dalam konfrontasi yang berlangsung selama tiga jam. Polisi berupaya mencegah massa mencapai misa utama di Katedral Katolik Myeongdong.

Demonstrasi serupa juga terjadi di 17 kota provinsi, termasuk Busan, Gwangju, dan Taegu. Meski tidak ada insiden besar yang dilaporkan, bentrokan sporadis terjadi saat para demonstran melemparkan bom molotov dan batu ke arah polisi, yang membalas dengan gas air mata.

Sumber resmi melaporkan bahwa 34 polisi terluka dalam insiden ini. Sebanyak 799 orang ditangkap di seluruh negeri, dengan 740 di antaranya ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun, tidak ada data resmi mengenai jumlah warga sipil yang terluka.

Demonstrasi untuk mengenang Park Chong-choi terus berlanjut pada 3 Maret, ketika sekitar 300 umat Buddha mencoba mengadakan upacara peringatan. Kali ini, sekitar 30.000 polisi anti huru-hara dikerahkan untuk menghadapi 5.000 demonstran, yang berujung pada penangkapan 600 orang.

Pada Mei 1987, dua petugas polisi diadili atas tuduhan pembunuhan terhadap Park. Selama persidangan, tiga petugas lainnya juga terlibat dan akhirnya didakwa. Menanggapi tuduhan adanya upaya menutupi kasus ini, Presiden Chun Doo Hwan memecat Perdana Menteri Lho Shin-yong beserta tiga menteri senior lainnya.

Gelombang unjuk rasa yang terus berlangsung akhirnya memaksa Chun Doo Hwan mundur dari jabatannya. Ia digantikan oleh Roh Tae-woo, yang dikenal dengan kebijakan liberalisasi dan anti korupsi, menandai awal perubahan signifikan dalam politik Korea Selatan.

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya