Liputan6.com, Jakarta - Lubang hitam atau black hole merupakan objek luar angkasa yang mampu menarik cahaya dengan gaya gravitasi yang sangat kuat. Namun meski telah menjadi objek penelitian selama puluhan tahun, lubang hitam masih menjadi misteri di dunia astronomi.
Tak heran banyak informasi kurang tepat yang beredar mengenai black hole. Melansir laman Space pada Selasa (11/02/2025), berikut mitos tentang black hole yang keliru.
Advertisement
1. Lubang Hitam Bukanlah Lubang
Advertisement
Meski bernama lubang hitam, black hole secara harfiah bukanlah sebuah lubang. Lubang hitam juga bukan ruang kosong.
Baca Juga
Sebaliknya, justru lubang hitam merupakan kumpulan dari sejumlah besar materi yang dikemas dalam area yang sangat kecil. Penamaan lubang hitam karena warna dan sifatnya yang menarik cahaya.
2. Tidak Semua Bintang Menjadi Black Hole
Lubang hitam terbentuk dari sisa-sisa bintang besar yang mati dan menghasilkan ledakan dahsyat yang disebut supernova. Ledakan seperti itu melemparkan materi bintang ke luar angkasa, namun tetap meninggalkan inti bintang
Lubang hitam juga bisa terbentuk ketika dua bintang bertabrakan, saling melebur satu sama lain, dan melepaskan energi yang sangat besar. Massa leburan bintang itu kemudian membentuk titik dengan gravitasi luar biasa.
Tidak semua bintang berakhir menjadi supernova dan lubang hitam. Bintang kecil, seperti matahari, tidak memiliki cukup massa untuk menjadi black hole.
Setidaknya, matahari harus 20 kali lebih masif jika ingin menjadi lubang hitam. Bintang Bima Sakti ini diramalkan mati sekitar 5 miliar tahun lagi.
Saat itu, ia akan kehabisan hidrogen untuk fusi nuklir, lalu perlahan melepaskan lapisan luarnya. Alih-alih menjadi lubang hitam, inti matahari justru akan menyusut menjadi katai putih, bintang kecil dan padat yang perlahan mendingin.
Â
Tidak Menyedot Apapun
3. Tidak Menyedot Apapun
Lubang hitam tidak menghisap apapun. Lubang hitam memiliki gravitasi yang sangat kuat karena massanya terkonsentrasi di area kecil.
Gravitasi ini membuat ruang dan waktu di sekitarnya melengkung sangat ekstrem, seperti bola berat yang ditekan ke tengah kain elastis. Alhasil benda-benda di sekitar lubang hitam akan mengikuti lengkungan itu.
Hal ini serupa dengan planet-planet yang mengorbit matahari karena gravitasi. Namun, objek akan ‘jatuh’ ke lubang hitam jika terlalu dekat ke area yang disebut event horizon (cakrawala peristiwa).
Event horizon adalah batas tak terlihat di mana tidak ada yang akan bisa keluar lagi, bahkan cahaya. Menariknya, ada beberapa planet dan bintang yang mengorbit black hole di luar angkasa sana.
4. Tidak Selalu Berukuran Besar
Pastinya kita sering berpikir bahwa lubang hitam sangat besar, seperti Phoenix A* yang diameternya sekitar 520,5 miliar kilometer. Namun sebenarnya lubang hitam tidak selalu berukuran luar biasa besar seperti itu.
Bahkan, lubang hitam supermasif sangat jarang ditemukan. Ada berbagai variasi ukuran dan massa black hole dari yang terbesar hingga terkecil.
Salah satunya yang terkecil yaitu hanya memiliki massa tiga kali massa matahari. Lubang hitamini merupakan lubang hitam terdekat yang diketahui, hanya berjarak 1.500 tahun cahaya dari bumi.
5. Tidak Dapat Dilihat Secara Langsung
Lubang hitam tidak memancarkan atau memantulkan cahaya, sehingga mustahil apat dilihat dengan teleskop atau bahkan mata telanjang. Para ilmuwan mendeteksi lubang hitam dengan cara mengamati pengaruhnya terhadap cahaya dan objek lain.
Contohnya, jika ada bintang atau objek lain yang terlalu dekat, mereka akan tertarik ke lubang hitam dan memanas, lalu memancarkan cahaya yang sangat terang sebelum menghilang. Hal ini sering kali membuat foto lubang hitam yang beredar pinggirnya tampak bercahaya.
Sinar tersebut bukan berasal dari dalam lubang hitam, melainkan dari objek-objek yang sedang ia ‘telan’.
(Tifani)
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)