Konvoi Menteri Dalam Negeri Mesir, Mohammed Ibrahim menjadi target serangan bom mobil pada Kamis, 5 September 2013 waktu setempat. Beruntung, sang menteri lolos dari maut. Namun tak demikian dengan para pengawalnya.
Seperti diberitakan BBC, yang dilansir Jumat (6/9/2013), beberapa jam setelah serangan itu Ibrahim muncul di televisi pemerintah tanpa luka sedikit pun. Ia pun mengecam serangan itu sebagai upaya pembunuhan pengecut.
Para pejabat keamanan mengatakan, ledakan dekat rumah Ibrahim di Nasr City tampaknya telah disebabkan oleh sebuah bom mobil bunuh diri. Yang mengakibatkan lebih dari 20 orang terluka.
Meski demikian, belum ada seorang pun yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun kelompok Ikhwanul Muslimin mengutuk keras serangan tersebut.
Ibrahim diduga menjadi target karena mengepalai operasi kepolisian negara bersama pasukan keamanan di ibukota negara bulan lalu, membersihkan 2 kamp demonstran yang didirikan pendukung Ikhwanul Muslimin yang memrotes penggulingan Presiden Mohammed Morsi.
Nasr City dikenal sebagai kubu kelompok Islam Ikhwanul Muslimin.
Sementara sang menteri lolos dari maut dalam ledakan yang terjadi sekitar pukul 10.30 waktu setempat Kamis kemarin. Lingkungan sekitar, para pengawalnya dan beberapa warga sipil yang berada dekat lokasi ledakan pun menjadi korban.
"Ini (ledakan) menghancurkan 4 kendaraan tim perlindungan saya, dengan banyak toko di kawasan itu terkena dampaknya, bersama dengan kendaraan warga sipil dan anak kecil yang kakinya harus diamputasi," papar Ibrahim.
"Saya memiliki seorang perwira dengan luka serius dan petugas lain yang juga harus diamputasi kakinya. Ada banyak penjaga saya yang terluka," sambungnya.
Penyelidikan
Sejauh ini, Kementerian dalam negeri mendata 10 polisi dan 11 warga sipil terluka dalam serangan itu.
Postingan gambar di internet oleh saksi pasca-ledakan pun menunjukkan kerusakan besar terlihat di satu gedung.
Menurut beberapa laporan, sumber ledakan berasal dari bahan peledak yang dilemparkan dari sebuah gedung di dekatnya Sementara ang lainnya mengatakan ada ranjau yang diletakkan di mobil sebagai jebakan.
Sedangkan Ibrahim sendiri mengatakan melalui televisi pemerintah, bahwa konvoinya menjadi sasaran besar bom yang mungkin diledakkan dengan alat pengendali.
Pejabat keamanan telah melakukan penyelidikan awal, menunjukkan bom itu berada di sebuah mobil yang dikemudikan oleh seorang pembom bunuh diri. Sisa-sisa orang yang diduga menjadi pelaku bom bunuh diri juga ditemukan di dekatnya.
Pihak Kementerian dalam negeri juga menyebut pelaku serangan adalah sekelompok teroris.
"Kami kembali ke terorisme tahun 1980-an," sebut pihak Kementerian Dalam Negeri. (Tnt)
Seperti diberitakan BBC, yang dilansir Jumat (6/9/2013), beberapa jam setelah serangan itu Ibrahim muncul di televisi pemerintah tanpa luka sedikit pun. Ia pun mengecam serangan itu sebagai upaya pembunuhan pengecut.
Para pejabat keamanan mengatakan, ledakan dekat rumah Ibrahim di Nasr City tampaknya telah disebabkan oleh sebuah bom mobil bunuh diri. Yang mengakibatkan lebih dari 20 orang terluka.
Meski demikian, belum ada seorang pun yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun kelompok Ikhwanul Muslimin mengutuk keras serangan tersebut.
Ibrahim diduga menjadi target karena mengepalai operasi kepolisian negara bersama pasukan keamanan di ibukota negara bulan lalu, membersihkan 2 kamp demonstran yang didirikan pendukung Ikhwanul Muslimin yang memrotes penggulingan Presiden Mohammed Morsi.
Nasr City dikenal sebagai kubu kelompok Islam Ikhwanul Muslimin.
Sementara sang menteri lolos dari maut dalam ledakan yang terjadi sekitar pukul 10.30 waktu setempat Kamis kemarin. Lingkungan sekitar, para pengawalnya dan beberapa warga sipil yang berada dekat lokasi ledakan pun menjadi korban.
"Ini (ledakan) menghancurkan 4 kendaraan tim perlindungan saya, dengan banyak toko di kawasan itu terkena dampaknya, bersama dengan kendaraan warga sipil dan anak kecil yang kakinya harus diamputasi," papar Ibrahim.
"Saya memiliki seorang perwira dengan luka serius dan petugas lain yang juga harus diamputasi kakinya. Ada banyak penjaga saya yang terluka," sambungnya.
Penyelidikan
Sejauh ini, Kementerian dalam negeri mendata 10 polisi dan 11 warga sipil terluka dalam serangan itu.
Postingan gambar di internet oleh saksi pasca-ledakan pun menunjukkan kerusakan besar terlihat di satu gedung.
Menurut beberapa laporan, sumber ledakan berasal dari bahan peledak yang dilemparkan dari sebuah gedung di dekatnya Sementara ang lainnya mengatakan ada ranjau yang diletakkan di mobil sebagai jebakan.
Sedangkan Ibrahim sendiri mengatakan melalui televisi pemerintah, bahwa konvoinya menjadi sasaran besar bom yang mungkin diledakkan dengan alat pengendali.
Pejabat keamanan telah melakukan penyelidikan awal, menunjukkan bom itu berada di sebuah mobil yang dikemudikan oleh seorang pembom bunuh diri. Sisa-sisa orang yang diduga menjadi pelaku bom bunuh diri juga ditemukan di dekatnya.
Pihak Kementerian dalam negeri juga menyebut pelaku serangan adalah sekelompok teroris.
"Kami kembali ke terorisme tahun 1980-an," sebut pihak Kementerian Dalam Negeri. (Tnt)