Malawi, salah satu negara miskin di Afrika bagian selatan, terancam kehabisan pangan. Karenanya, pemerintah Malawi memilih mengorbankan fasilitas negara dengan menjual pesawat kepresidenan demi memberi makan rakyat jelata
Seperti dimuat VOA, Jumat (6/9/2013), pemerintah Malawi memutuskan untuk menggunakan dana hasil penjualan pesawat kepresidenan senilai US$ 15 juta atau sekitar Rp 11 miliar untuk memberi makan rakyat miskin, mendorong pertanian dan memerangi malnutrisi.
"Keputusan pemerintah akan memungkinkan dana yang dihasilkan dari penjualan pesawat kepresidenan itu untuk membeli jagung dari pasar lokal dan produksi tanaman kacang-kacangan," ujar juru bicara Kementerian Keuangan Malawi Nations Msowoya.
Saat ini rakyat Malawi banyak kelaparan dan negara terancam kekurangan bahan pangan. Pakar pangan menyebutkan, 10 persen dari 13 juta penduduk negara yang terletak di selatan Afrika itu akan menghadapi ancaman kekurangan pasokan pangan tahun ini.
Penjualan pesawat ini merupakan yang kedua kalinya. Presiden Malawi Joyce Banda memutuskan untuk menjual pesawat kepresidenan yang dibeli senilai US$ 22 juta oleh pendahulunya Bingu wa Mutharika, dengan alasan anggaran perawatan yang membebani kas negara.
Pesawat kepresidenan berkapasitas 14 penumpang itu terjual melalui sebuah lelang ke perusahaan asal Kepulauan Virgin, Bohnox Enterprise Ltd.
Sejak menjabat, Banda telah menempuh sejumlah kebijakan penghematan anggaran dan menggunakan maskapai komersil untuk kunjungan ke luar negerinya.
Kemudian Inggris, yang pernah menduduki Malawi pada masa kolonialisme, mengurangi bantuan ekonominya menjadi US$ 4,7 juta setelah pesawat kenegaraan berkapasitas 14 penumpang itu dibeli.
Berbeda dengan Joyce, mantan Presiden Mutharika, yang meninggal karena serangan jantung tahun lalu, kerap bersikeras agar negara membeli pesawat kenegaraan itu dengan alasan sebagai simbol kemajuan negara miskin di Afrika itu. (Riz)
Beri Makan Rakyat Jelata, Malawi Jual Pesawat Kepresidenan
Presiden Joyce Banda sebelumnya pernah menjual pesawat kepresidenan yang dibeli senilai US$ 22 juta oleh pendahulunya Bingu wa Muthari.
diperbarui 06 Sep 2013, 08:03 WIBDiterbitkan 06 Sep 2013, 08:03 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ahli: Perubahan Iklim Membuat Durasi 1 Hari Terasa Lebih Panjang
Sejauhmana Orangtua Berhak Ikut Campur Saat Anaknya Dihukum Guru?
Kejutan di Piala AFF 2024, Shin Tae-yong Gaet 3 Pemain Baru untuk Timnas Indonesia
Tips Belanja Bulanan Hemat: Panduan Lengkap Mengatur Pengeluaran
Benarkah Mandi Tengah Malam Menyebabkan Rematik? Begini Penjelasan dalam Islam
8 Perilaku Orang yang Sulit Melupakan Kenangan Menyakitkan Ini Muncul Tanpa Disadari
Ridwan Kamil-Komunitas Pulogadung Bersatu, Teken Kontrak Politik Anti Radikalisme
VIDEO: Menyembuhkan Luka Bakar dengan Tepung Terigu, Benarkah Efektif?
Taman Hutan Bukit Soeharto, Saksi Bisu Sejarah Kutai Kartanegara
ColorOS 15 Resmi Dirilis! Cek Fitur Baru dan Daftar HP Oppo yang Dapat Update
Top 3 Berita Bola: Manchester United Bisa Pulangkan Lulusan Akademi, Sudah Dapat Restu Ruben Amorim
Fitri Salhuteru Akhiri Persahabatan dengan Nikita Mirzani, Siap Menjauhi Huru-hara Medsos demi Anak