Liputan6.com, Mexico City Empat perempuan muda lahir dengan vagina (Miss V) abnormal bahkan nyaris tak berbentuk organ vital. Untung, mereka mendapatkannya lagi setelah para ilmuwan membuatkan implan vagina.
Para ilmuwan ini merekayasa dan mengembangkan implan organ baru di laboratorium dari sel pasien itu sendiri.
Implan vagina ini merupakan pertama kalinya yang dikembangkan di luar tubuh dan berhasil diterapkan untuk mengobati kondisi medis langka yang menyedihkan yang dikenal dengan sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser (MRKHS). Tapi, kondisi ini bisa juga dialami para perempuan yang mengalami kanker atau trauma.
"Pada dasarnya apa yang kami lakukan adalah organ engineer untuk kondisi yang menantang," kata Direktur Institute for Regenerative Medicine di Wake Forest Baptist Medical Center, Dr Anthony Atala seperti dilansir Reuters, Jumat (11/4/2014).
Pada penelitian yang diterbitkan di Jurnal The Lancet, Atala dan rekan-rekannya melaporkan keempat perempuan dari Mexico City, Mexico, itu lahir dengan kondisi MRKHS. Keempatnya menjalani operasi implan vagina custom-made antara Juni 2005 dan Oktober 2008. "Ada pilihan lain di luar sana, tapi mereka tak ideal. Bagi kami, tak ada sumber yang lebih baik dibanding sel pasien itu sendiri," kata Atala.
Bagaimana Caranya?
Baca Juga
Advertisement
Para ilmuwan mengambil sampel sel pasien, kemudian mengembangkannya di laboratorium jaringan federal bersertifikat. Struktur organ yang direkayasa menggunakan sel otot dan sel-sel epitel ( sel-sel yang melapisi rongga tubuh ) dari biopsi kecil alat kelamin eksternal masing-masing pasien.
Sekitar empat minggu kemudian, tim mulai menerapkan lapisan sel ke perancah biodegradable yang terbuat dari kolagen, bahan yang dapat diserap oleh tubuh. Mereka kemudian membentuk organ dengan jahitan agar sesuai anatomi setiap pasien , dan ditempatkan dalam sebuah inkubator.
Seminggu kemudian, ahli bedah menciptakan sebuah rongga di panggul pasien dan pembedahan untuk melekatkan implan vagina yang sudah dewasa ke organ reproduksi yang ada. Setelah implan, saraf dan pembuluh darah dibentuk untuk memberi makan organ baru dan sel-sel baru dan akhirnya digantikan perancah yang bisa diserap tubuh.
" Pada waktu enam bulan, Anda tidak bisa membedakan antara organ yang direkayasa dan organ normal, " kata Atala .
Pasien yang menjalani operasi berusia 13 sampai 18 tahun saat proses implan berlangsung. Setelah delapan tahun, dilakukan biopsi jaringan, pemindaian dengan MRI dan pemeriksaan internal yang menunjukkan bahwa organ baru berfungsi normal.
Tindak lanjut dari tes menunjukkan vagina baru itu tumbuh sesuai ukurannya pada wanita muda. Keempat perempuan kini aktif secara seksual dan melaporkan fungsi vagina normal.
Tes standar fungsi seksual perempuan dilaporkan memberikan tanggapan normal, termasuk keinginan, gairah, dan bebas rasa sakit saat berhubungan seksual. Dan dua gadis yang lahir dengan rahim bekerja tapi tidak ada vaginanya , sekarang mulai menstruasi. Menurut Dr Atala, secara teoritis para perempuan ini bisa memiliki anak.
"Masih belum jelas apakah perempuan ini bisa melahirkan anak, tetapi karena mereka sedang menstruasi, ini menunjukkan indung telur mereka bekerja, sehingga ini mungkin saja bisa", kata Dr Atala
"Ini mengubah hidup mereka. Ini adalah masalah yang menantang. Anda sedang berhadapan bukan hanya dengan cacat anatomi, tapi memastikan mereka melakukannya dengan baik secara emosional."
Salah satu perempuan muda yang menerima organ adalah yang berusia 18 tahun saat operasi pada Oktober 2008. Perempuan ini menolak memberikan namanya. Tapi, saat ini ia berusia 24 tahun.
"Ketika saya menemukan ada kesempatan bagi saya, saya sangat senang," katanya dalam bahasa Spanyol.
Menurutnya, sangat penting memberitahukan gadis-gadis lain yang memiliki masalah yang sama mengetahui bahwa ada pengobatannya saat ini sehingga memiliki kehidupan normal.
MRKHS Tak Ketahuan
Antara satu dari 1.500 dan 1 dai 4.000 perempuan lahir dengan MRKHS. Kasus yang paling parah jarang terjadi, tapi sebagian besar yang mengalaminya tak merasakan ada masalah hingga akhirnya mencapai pubertas. Perempuan ini tak mengalami menstruasi atau tak bisa memiliki hubungan seksual.
Hasil tes biasanya menunjukkan gadis muda memiliki vagina yang kurang berkembang atau benar-benar tak ada. Sampai saat ini, perawatan untuk mengatasinya adalah dengan bedah rekonstruksi.
Pada tahun 2007, peneliti Italia melaporkan menciptakan vagina dengan membangun rongga dan tubuh pasien dan lapisan mereka dengan kulit.
Namun, Atala mengatakan, rekayasa organ yang dibuat dari sel tubuh pasien memungkinkan organ membuat semua lapisan yang diperlukan untuk stabilitas jangka panjang, fungsinya, termasuk dukungan otot.