Liputan6.com, Jakarta Seks sering dikaitkan pada hubungan kelamin semata. Dalam buku Meditasi Seks yang ditulis Djoko Putranto, salah seorang master reiki dan ahli meditasi seks, diungkapkan, seorang ahli kesehatan dari Universitas Pennsylvania, AS, Dr. Michael Crigliano, dalam risetnya menemukan seks adalah salah satu bentuk olahraga.
"Seks tiap hari dapat turut memelihara kesehatan. Perubahan fisik yang terjadi dalam tubuh sewaktu melakukan hubungan seks setara dengan gerakan olahraga normal," ungkap Dr. Michael.
Baca Juga
"Tubuh memerlukan gerak karena mempunyai tingkat penyesuaian yang tinggi. Setiap bagian tubuh apabila tidak digunakan akan melemah dan akhirnya tidak berfungsi. Itulah sebabnya kita memerlukan olahraga untuk menggerakkan tubuh agar dapat berfungsi dengan baik," katanya.
Advertisement
Lebih lanjut dikatakan, seks adalah obat ampuh depresi. Seorang psikolog dan ahli seks, Dr. Alice Landas, dalam penelitiannya menemukan bahwa pada saat melakukan hubungan seks, tubuh memproduksi hormon ke otak yang dapat meredakan ketegangan.
Para ahli ilmu jiwa, termasuk Sigmund Freud, berpendapat bahwa kehidupan seks yang tidak sehat disebabkan antara lain tidak atau kurang berfungsinya seks. Itu menjadi sebab utama penyakit kejiwaan yang akhirnya akan merembet ke tubuh fisik.
Bahkan, kejahatan seksual maupun perilaku antisosial sebenarnya dikarenakan frustrasi seksual, alias tidak dapat mencapai kenikmatan hubungan seksual yang sewajarnya.
"Makin tinggi frekuensi seks, makin tinggi kemampuan seks dan makin sehat seseorang," ungkap Dr. Susan Rako, seorang pakar seksologi dalam bukunya, The Hormone of Desire.
Lebih lanjut, Dr. Susan mengatakan bahwa semakin seringnya hubungan seks dilakukan, akan semakin tinggi produksi hormon testosteron. "Hormon testosteron berperan besar dalam kemampuan seks pria dan wanita. Dan hormon testosteron yang tinggi dapat meningkatkan kondisi tubuh secara keseluruhan," tulis Dr.Susan.
Semakin sering berhubungan seks memang semakin baik, tetapi tentu saja kalau kebanyakan jadinya tidak baik. Bisa-bisa nanti jadi sex addict atau kecanduan seks. Belum lagi terkena penyakit kelamin gara-gara tidak puas dengan istri atau suami sendiri.