Liputan6.com, Jakarta Masyarakat kota cenderung memiliki ritme tidur berantakan dan tak sedikit yang mengalami insomnia. Bagi Anda yang memperbaiki ritme tidur, segera siapkan carrier Anda dan kemping di desa atau kaki gunung. Menurut studi dari University of Colorado hal tersebut mampu kembalikan ritme tidur normal.
Berkemah selama seminggu ternyata mampu mengembalikan ritme tidur pada delapan orang subjek penelitian. Peneliti ingin mengetahui apakah cahaya berdampak pada ritme tidur mereka. Sehingga selama kemping cahaya yang didapatkan hanya dari sinar matahari dan api unggun. Ternyata benar, cahaya alami memengaruhi ritme tidur normal seseorang.
Baca Juga
"Kami menemukan bahwa cahaya alami, memberikan sinyal kuat kepada tubuh seseorang untuk bangun maupun tertidur," tutur profesor fisiologif intergratif Kenneth Wright seperti dilansir Huffington Post pada Senin (3/11/2014).
Advertisement
Usai berkemah dan kembali ke kehidupan seperti semula, jam tidur lebih baik. Dimana ketika gelap akan mulai tertidur dan terbangun tepat waktu di pagi hari.
Peneliti menyimpulkan bahwa lampu listrik memainkan peran besar dalam gangguan tidur seseorang. Hal ini makin diperkuat dalam sebuah pandangan dalam jurnal Nature yang menunjukkan bahwa lampu listrik telah memengaruhi siklus tidur alami dan berkontribusi pada peningkatan masalah tidur.