Cara Didik Anak agar Tak Jadi Pemalu

Jika anak memiliki pendapat, biarkan ia menyampaikan. Agar ia terbiasa untuk berbicara mengenai pendapatnya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 19 Nov 2014, 15:30 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2014, 15:30 WIB
Bebaskan Anak Berpendapat demi Masa Depannya
(Foto: Huffington Post)

Liputan6.com, Jakarta Terbiasa membatasi anak untuk mengungkapkan pendapat dalam kehidupan berkeluarga memengaruhi penampilannya. Mulai dari performa di sekolah, kehidupan sosial hingga saat ia bekerja nanti.

"Hingga kini, hambatan orang Indonesia untuk tampil di hadapan publik adalah tidak terbiasa untuk mengemukakan pendapat. Hal ini biasanya dimulai dari kebiasaan keluarga," terang fasilitator Souls of Speaking, F. Salika Pratama saat berkunjung ke redaksi Liputan6.com ditulis Selasa (18/11/2014).

Keluarga di Indonesia masih menekankan pada garis vertikal terhadap hubungan antara orangtua-anak. Dimana anak harus mendengarkan orangtua dan orangtua mengontrol anak. "Ketika ia masuk dalam kehidupan dewasa, ia akan cenderung diam, bermain aman ketika ditanyai sesuatu," tambah Pratama.

"Yang terpenting adalah orangtua memanusiakan anak. Anak kan juga manusia. Yang berbeda hanya peranannya," tambah fasilitator lain yang hadir, Luki Arinta Salasabila, Psi, M.Si.

Oleh karena itu, Luki menyarankan untuk para orangtua memberikan kesempatan anak berbicara. Misalnya saat nilai ulangan jelek coba tanyakan mengapa nilainya jelek. "Bukan malah mengontrol harus begini dan begitu. Karena setiap anak memiliki cara yang berbeda dalam memahami suatu pelajaran," ungkap Luki.

Kondisi ini jauh berbeda dengan di negara-negara Barat, dimana sejak kecil anak-anak sudah terbiasa mengungkapkan pendapat. "Jadi disana, berbicara di depan publik mengungkapkan pendapatnya bukan sebuah masalah besar seperti disini," terang Luki.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya