Ada Obat Diabetes Dikemas dalam Obat Kuat, Waspadalah

Para pria lebih nyaman mencari informasi yang belum tentu benar melalui internet.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 19 Feb 2015, 15:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2015, 15:00 WIB
Ada Obat Diabet Dikemas Dalam Obat Kuat di Pinggir Jalan?
Para pria lebih nyaman mencari informasi yang belum tentu benar melalui internet.

Liputan6.com, Jakarta Entah karena kurang edukasi dan masih menganggap bahasan seks itu tabu, data survei Decision Fuel (2013) oleh Pfizer menunjukkan bahwa 59 persen pria di Indonesia kurang nyaman bahkan tidak mau berbicara atau konsultasi dengan dokter saat memiliki masalah seksual. Hal ini membuat, para pria lebih nyaman mencari informasi yang belum tentu benar melalui internet.

Imbasnya? di pinggir jalan ibukota bahkan di daerah terdapat penjual 'obat kuat' yang disebut bisa membantu masalah pria saat bercinta. Mirisnya, Pakar Andrologi dan Seksologi dr. Heru H. Oentoeng, M. Repro, Sp. And, FIAS, FECSM mengatakan pernah ada obat kuat yang isinya obat diabetes namun dikemas sedemikian rupa sehingga mirip obat kuat. Ada pula obat darah tinggi yang dikemas dan dijual di pinggir jalan. Sehingga bila pasien disfungsi ereksi meminumnya, bisa berefek dan fatal.

"Kalau kita nggak tahu isinya apa, saya nggak berani tanggung jawab secara medis.  Baik itu herbal atau obat yang namanya sama yaitu A phosphodiesterase type 5 inhibitor (PDE5 inhibitor), tapi isinya belum tentu sama. Kalau saya bilang itu risiko. Kalau isinya tepung masih beruntung. Tapi pernah ada obat diabetes dan darah tinggi dijual di pinggir jalan, yang disalahin siapa?," kata Heru saat diwawancarai wartawan di Kuningan City, Jakarta, ditulis (18/2/2015).

Jadi idealnya, lanjut Heru, sebelum meminum sesuatu harus tahu kondisi dia dan isinya apa. "Pertama yang harus dilakukan adalah konsultasi. Selama itu diperlukan kami akan memberikan resep dan akan diberi masukan. Tapi jangan-jangan dia hanya butuh modifikasi lifestyle. Obat dari dokter tidak bisa sembarangan. Kita harus evaluasi penyebabnya, baru kita tahu yang mana harus diobati. Kalau darah tinggi sehingga dia sakit tertentu, ereksi tentu akan nggak nyaman. Kalau kencing manis level tinggi, minum obat juga nggak efek. Jadi walaupun obatnya benar, tata caranya juga harus benar."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya