Liputan6.com, Jakarta Pemberdayaan disabilitas tuna rungu wicara dilakukan dengan pemberian alat bantu dengar. Pemberian alat bantu tersebut, merupakan hasil kerja sama dengan lembaga kemanusiaan global.
Selain diberikan secara cuma-cuma, alat bantu tuna rungu wicara itu sekaligus menjadi harapan baru bagi balita, remaja, pemuda hingga lanjut usia (lansia) agar mereka bisa mendengar dan bercanda tawa lagi.
Baca Juga
“Pemberian alat bantu dengar merupakan suatu kebahagiaan, sehingga bisa tersenyum mendengarkan canda tawa dari anak-anak dan cucu mereka, ” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat penyerahan alat bantu dengar untuk penyandang disabilitas tuna rungu wicara di Jakarta, Jumat (27/3/2015).
Advertisement
Pemberian alat tersebut, sebagai realiasai dari kerja sama dengan Starkey Hearing Foundation sebagai lembaga donor yang didukung oleh Clinton Global Initiative.
“Saat ini, layanan yang diberikan di Indonesia di dua tempat, yaitu DI Yogyakarta dan DKI Jakarta, ” katanya.
Alat bantu dengar yang diberikan di Jakarta sebanyak 2.300 dan di Yogyakarta 700 unit, dengan penerima mulai dari balita hingga lanjut usia (lansia) berumur 85 tahun.
“Total alat bantu dengar yang disebar di Jakarta dan Yogyakarta berjumah 3000 unit. Diharapkan di masa mendatang bisa dilakukan hal serupa di berbagai kota lainnya di Indonesia, ” harapnya.
Terkait bantuan alat bantu dengan tersebut, Kementerian Sosial (Kemensos) telah berkomunikasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), karena ada beberap alat yang tidak bisa diedarkan di Indonesia.
“Kami sudah mengomunikasikan dengan Kemenkes terkait alat bantu dengar tersebut, sebab ada beberapa alat yang tidak diizinkan beredar di Tanah Air, ” tandasnya.
Khusus di lingkungan Kemensos sendiri, program bantuan alat bantu dengar tersebut di bawah penanganan dan pengawasan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial (Ditjen Rehsos).
Program kerja sama dengan lembaga kemanusiaan global itu, diawali dengan mengadakan pertemuan pada November tahun lalu, dan hari ini, Jumat (27/3/2015) baru realisasinya.
“Dalam pelaksanaan kegiatan, mereka minta beberapa ruangan dikosongkan untuk mempersiapkan layanan yang diberikan terhadap penyandang disabilitas tuna rungu wicara tersebut, ” katanya.