Pasien Parkinson Bisa Gunakan BPJS

Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf memperkirakan biaya pengobatan pasien parkinson di Indonesia bisa menggunakan layanan BPJS

oleh Dian Kurniawan diperbarui 12 Apr 2015, 22:27 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2015, 22:27 WIB
Ilustrasi BPJS
Ilustrasi BPJS (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf memperkirakan biaya pengobatan pasien parkinson di Indonesia bisa menggunakan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan saat berobat di National Hospital Surabaya.

"Kita lihat saja skemanya, tadi saya tanya ruang kelas tiga di National Hospital Surabaya hanya 90 juta, sedangkan kalau di Singapura hampir setengah miliar. Kalau hanya kelas tiga saja, saya rasa bisa dijangkau oleh BPJS," tuturya saat konferensi pers di National Hospital Surabaya, Sabtu (11/4/2015).

Wakil Gubernur Jawa Timur yang akrab disapa Gus Ipul ini menambahkan bahwasanya pasien Parkinson yang berada di Jawa Timur bila berobat ke luar negeri membutuhkan biaya paling sedikit Rp 1 miliar. Dan dengan adanya rumah sakit ini maka saya harap perputaran uangnya hanya terjadi di Indonesia saja dan tidak sampai keluar.

"Dakter Fahmi tidak kalah dengan dokter luar negeri, itu menunjukan bahwa Indonesia sudah punya Sumber Daya Manusua yang mumpuni di bidangnya. Dan keberada rumah sakit ini adalah rumah sakit nasional yang kualitasnya tidak kalah dengan rumah sakit luar negeri," imbuhnya.

Dan saat ini  jumlah penderita parkinson di Indonesia disinyalir cukup banyak, angkanya diperkirakan mencapai 75 ribu kasus baru tiap tahunnya. Bahkan diseluruh dunia, jumlah penderita parkinson tercatat mencapai lebih dari 4 juta orang.

"Dari 75 ribu kasus di Indonesia, beberapa persen ada di Jawa Timur. Dan dengan adanya National Hospital maka semuanya akan nampak, berapa warga Jatim yang terkena penyakit parkinson," pungkasnya.

Sekedar diketahui bahwasanya untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, National Hospital yang bekerjasama dengan Surabaya Neuroscience Institute (SNel) mendirikan Parkison dan Movement Disorder Center (PMDC). Pusat kajian medis ini bertujuan membantu masyarakat memperoleh berbagai informasi secara lengkap tentang Parkinson maupun berbagai penyakit gerak lainnya. Dan saat ini National Hospital Surabaya telah menjadi rujukan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dari dalam maupun beberapa pasien dari luar negeri. (Dian Kurniawan)
Dian Kurniawan

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya