Elemen Kejutan Bikin Bayi Lebih Pintar Belajar

Bayi akan belajar dengan lebih baik jika ekspektasi mereka tidak sesuai dan mereka merasa tertantang.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Jun 2015, 17:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2015, 17:00 WIB
Tubuh Bayi Biru Saat Belajar Merangkak, Waspadai Hemofilia
Ilustrasi. Foto: YouTube

 

Liputan6.com, Jakarta Bayi akan belajar dengan lebih baik jika ekspektasi mereka tidak sesuai dan mereka merasa tertantang. Begitulah temuan pada John Hopkins University. Dalam riset yang dipublikasikan di jurnal Science, Psikolog Aimee E. Stahl dan Lisa Feigenson mengatakan bahwa bayi akan mempelajari hal baru dengan mengakses informasi inti yang mereka bawa sejak lahir. Ketika sesuatu mengejutkan mereka, misalnya sebuah objek yang berperilaku tidak sesuai dengan dugaan, mereka tidak hanya akan fokus pada objek tersebut, tapi juga mempelajarinya lebih jauh, dilansir dari Sciencedaily, Selasa (2/6/2015). 

“Bagi mereka, dunia ini begitu kompleks dan dipenuhi stimulus-stimulus yang dinamis. Riset kami mengajak mereka mengolah sesuatu yang sudah mereka ketahui tentang dunia ini untuk kemudian dikembangkan menjadi prediksi-prediksi. Ketika prediksi-prediksi ini terlihat keliru, mereka akan memanfaatkan ini sebagai cara belajar yang lebih baik,” ujar Feigenson, profesor Psychological and Brain Sciences, Krieger School of Arts and Sciences. 

Studi ini melibatkan empat eksperimen yang diberikan pada bayi-bayi berusia 11 bulan. Pertama, para bayi dipertontonkan bola menggelinding pada alur khusus yang kemudian berhenti karena tertahan dinding di ujungnya. Hasilnya, mereka tidak menunjukkan tanda-tanda mempelajari bola yang berhenti tersebut. Setelah itu mereka dipertontonkan bola menggelinding, yang secara ajaib, menembus dinding di ujung jalan. Bayi yang dipertontonkan “bola ajaib” itu menunjukkan keinginan belajar yang signifikan. 

Bayi-bayi tersebut kemudian ingin mengeksplorasi “bola ajaib” itu, bahkan mereka lebih tertarik pada bola tersebut daripada mainan-mainan baru. Ini berarti para bayi tidak hanya belajar tentang objek-objek mengejutkan, tapi juga ingin memahaminya lebih jauh. Misalnya dengan memukulkan bola itu ke atas meja untuk mengetahui bahwa objek tersebut solid. Begitupun ketika mereka mendapati bola yang melayang di udara, mereka mengecek gravitasi bola tersebut dengan menjatuhkannya ke lantai. 

Hasil-hasil riset ini menunjukkan bahwa bayi juga dapat melakukan pengecekan hipotesa tentang objek-objek yang memiliki perilaku tak lazim atau mengejutkan. "Bayi tidak hanya dibekali pengetahuan inti tentang aspek-aspek fundamental dari dunia ini. Tapi sejak dini, mereka juga memanfaatkan pengetahuannya untuk digali lebih jauh dan mempelajari hal baru,” ungkap Aimee E. Stahl. (Aji)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya