Liputan6.com, Jakarta Sebelum sama-sama berkomitmen melanjutkan kehidupan bersama, mungkin lebih baik samakan dulu persepsi selingkuh diantara Anda. Pasalnya, hal ini dapat menjadi masalah dikemudian hari.
Begitu disampaikan pakar deteksi kebohongan, Handoko Gani, MBA, BAII saat menjadi pembicara di acara Festival Bohong Indonesia (FBI) 2015 di Conclave, Wijaya, Jakarta, ditulis Senin (23/11/2015).
"Selingkuh terjadi karena adanya pelanggaran kesepakatan. Celah selingkuh terjadi karena definisi selingkuh masing-masing individu tidak sama," katanya.
Advertisement
Handoko menyontohkan, apakah pasangan yang ber-SMS mesra dengan seorang wanita selingkuh? Ataukah pasangan yang diantar jemput teman kantornya selingkuh? Atau sekedar bercanda yang menjurus juga bisa dikatakan selingkuh. Semua hal seperti ini harus dibicarakan dengan pasangan.
Baca Juga
Di sisi lain, pakar grafologi Deborah Dewi yang dapat menganalisis karakter seseorang melalui tulisan tangan mengatakan, kecenderungan semua orang untuk selingkuh sebenarnya sama. Namun yang penting diketahui adalah, selingkuh tidak terjadi begitu saja dan ada prosesnya.
"Selalu penuhi kebutuhan pasangan, saling melengkapi. Sebab tanpa demand dan supply maka tidak akan terjadi komitmen dalam hubuungan yang kuat," tukasnya.
Pengakuan bohong saat dipertanyakan kesetiaan: pernyataan yang sengaja disiapkan dan diucapkan dengan mekasud menyakinkan pasangan agar tetap percaya dia setia. Misalnya; ketika berbohong kita mempersiapkan apa yang ingin diucapkan, lalu ditengah-tengah percakapan ada ucapan yg meyakinkan, atau berusaha semirip mungkin dengan kejadian sebenarnya.
Jadi selalu perhatikan setiap perkataan pasangan, karena akan ada benang merah yang berhubungan dari setiap ceritanya.