Liputan6.com, Jakarta Pakar deteksi kebohongan Handoko Gani buka-bukaan mengenai cara kebanyakan orang mendeteksi kebohongan yang masih keliru.
"Tidak ada tanda pasti kebohongan. Namun ada teknik jitu yang dapat membantu Anda mendeteksi kejujuran," kata Handoko saat acara Festival Bohong Indonesia 2015 di Conclave, Jakarta, ditulis Senin (23/11/2015).
Dia mengatakan, pertama-tama lihat baseline atau kebiasaan saat berkomunikasi dengan Anda mulai dari wajah, gestur, suara, kata-kata dan gaya bicara. Kemudian analisa kata-katanya menggunakan teknik Criteria Based Content Analysis (CBCA). Selanjutnya, Anda bisa menganalisa menggunakan timeline untuk memadu padankan apa yang diucapkan dengan kronologi waktunya.
Advertisement
"Bila seseorang melakukan sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan netralnya, misalnya sebelumnya berbicara lancar kemudian menjadi gugup, maka ada kemungkinan dia sedang merasa takut atau berpikir untuk menutupi kesalahannya. Untuk itu, tidak mudah menyimpulkan seseorang berbohong," katanya.
Dari wajah saja, kata dia, ada dua teknik menganalisanya yaitu secara makro yang mudah dilihat melalui ekspresinya saat berbohong. Kemudian mikro yang hanya digerakkan 1-2 otot wajah dan terlihat selama se-per 25 detik. Misalnya saat seseorang bilang dirinya baik-baik saja, kemudian beberapa detik ekspresinya berubah.
Bila masih sulit membedakan apakah dia jujur atau berbohong, Handoko memberikan tips. Menurutnya, cerita yang jujur itu memiliki struktur yang logis, masuk akal dan konsisten tanpa pertentangan informasi di dalam cerita.