Liputan6.com, Boston - Tanpa peduli kepada gender, orang dewasa muda yang memiliki kebugaran aerobik yang bagus jug memiliki volume yang lebih besar pada entorhinal cortex, yaitu suatu bagian otak yang berperan untuk ingatan. Namun demikian, kebugaran aerobik sepertinya tidak berdampak pada volume hippocampal, yaitu suatu daerah lain dalam otak yang juga bertanggungjawab untuk ingatan.
Kebugaran aerobik memang tidak berkaitan langsung dengan unjuk kerja dalam tugas ingatan pengenalan, namun demikian para peserta penelitian dengan entorhinal cortex juga memberikan unjuk kerja yang lebih baik dalam tugas ingatan pengenalan.
Seperti dikutip dari Neuroscience News pada Kamis (03/12/2015), temuan para peneliti Boston University School of Medicine (BUSM) ini sudah diterbitkan dalam jurnal NeuroImage. Entorhinal cortex adalah suatu daerah di otak yang diketahui menunjukkan patologi awal dalam penyakit Alzheimer’s, yang ditandai dengan hilangnya ingatan secara parah.
Advertisement
Karena kaitan kuat antara perkembangan sel-sel hippocampus dan olahraga pada sejumlah model, penelitian-penelitian sebelumnya tentang olahraga dan otak tidak berfokus pada bagian entorhinal cortex yang hingga kini sesungguhnya memiliki peran penting dalam pembelajaran dan ingatan.
Para peneliti meminta kaum dewasa muda yang sehat (usia 18-35) yang melakukan ujian treadmill untuk mengukur kapasitas aerobik. Selama ujian berlangsung, oksigen dan karbondioksida para peserta dihitung selagi mereka berjalan ataupun berlari di atas treadmill.
Para peserta kemudian menjalani MRI dan diminta melakukan tugas ingatan pengenalan. Volume entorhinal dan hippocampal kemudian diukur dengan menggunakan cara yang dikenal dengan morfometri yang berdasarkan voxel yang kemudian dilanjutkan dengan kajian regresi untuk memeriksa apakah ingatan pengenalan dan kebugaran aerobik nantinya bisa dipakai untuk memperkirakan volume otak.
“Hasil yang kami dapatkan mengatakan bahwa latihan aerobik dapat berdampak positif pada sistem ingatan temporal lobe—yang mencakup entorhinal cortex—pada kaum muda. Ini menunjukkan bahwa pelatihan olahraga, ketika dirancang untuk meningkatakan kebugaran aerobik, bisa memberikan dampak positif kepada otak kaum dewasa muda,” kata salah satu penulis dan penyidik utama, Karin Schon, PhD, yang sekaligus sebagai asisten profesor anatomi dan neurobiologi.
Tapi, para peneliti menekankan bahwa tidak seperti penelitian sebelumnya pada kaum dewasa yang lebih tua, ternyata volume hippocampal sampel kaum dewasa muda tidak terlihat berkaitan dengan kebugaran aerobik.
Para peneliti mengatakan bahwa penelitian ini dapat mendukung sejumlah penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa kebugaran aeorobik dapat mencegah penurunan kognitif pada orang-orang lebih tua yang memiliki risiko kepikunan, dan menerapkan gagasan bahwa olahraga dapat bermanfaat bagi kesehatan otak kaum dewasa muda.
“Hal ini penting karena obesitas, yang baru-baru ini dikaitkan dengan defisit kognitif pada kaum dewasa muda dan usia menengah dan juga ketidakaktifan jasmani, telah meningkat di kalangan dewasa muda,” kata Schon.