Kekurangan Alat Radioterapi di Indonesia Bakal Teratasi

Kurangnya alat radioterapi di Indonesia disebut menjadi salah satu alasan menumpuknya pasien kanker di RSCM.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 08 Mar 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2016, 09:00 WIB
alat radioterapi
Kurangnya alat radioterapi di Indonesia disebut menjadi salah satu alasan menumpuknya pasien kanker di RSCM.

Liputan6.com, Jakarta Kurangnya alat radioterapi di Indonesia disebut menjadi salah satu alasan menumpuknya pasien kanker di RSCM. Untuk mengatasi hal tersebut, sejumlah rumah sakit di tiap Provinsi akan dilengkapi alat radioterapi.

Seperti disampaikan Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional Prof Soehartati Gondhowiardjo, hingga 2017 pemerintah akan memberikan alat radioterapi di sejumlah rumah sakit di tiap provinsi.

"Idealnya, alat radioterapi di suatu negara 1 alat banding 1 juta pasien. Tapi itu di negara maju. Di negara berkembang harusnya 1 alat banding 2,5 juta pasien. Sekarang kita 1 untuk 4 juta pasien. Kita akan mencapai itu. Seperti di India sudah 1 banding 2,5 juta pasien," katanya saat temu media Second Regional Training Course on the Basic of IMRT di Departemen Radiologi RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Senin, 7 Maret, ditulis Selasa (8/3/2016).

Menurut Soehartati, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga rencananya akan menyumbangkan 16 alat radioterapi. Hal ini tentu akan membantu antrean pasien kanker yang harus menunggu satu bulan untuk radioterapi. Saat ini ada empat alat radioterapi Linear Accelerator (LINAC) dengan 300 orang antrean setiap hari.

"Kuratif, paliatif ditingkatkan karena konvensional saja tidak cukup. Kita akan terus upaya agar pasien bisa terkontrol dan keselamatan pekerja dari efek radiasi juga bisa dijaga," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya