Liputan6.com, Jakarta Jangan terburu-buru mengajarkan anak puasa. Idealnya, puasa harus disesuaikan dengan usia dan kondisi fisik anak, yang harus dilakukan secara bertahap.
Seperti yang dituturkan psikolog dari Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, orangtua akan dapat melihat ketahanan anak untuk berpuasa dari cara bertahap ini.
"Anak yang baru belajar puasa kan biasanya bertahap, enggak bisa yang langsung full sampe magrib," jelasnya saat ditemui Health-Liputan6.com, ditulis Selasa (7/06/2016).
Advertisement
Vera memaparkan tahap pertama, bisa dimulai selama dua jam saja. Jika anak sudah mampu dan terbiasa menjalankannya, orangtua dapat menambahkan waktu untuk anak berpuasa.
"Bisa ditambahkan tiga jam misalnya, atau kalau sudah kuat lagi bisa dilanjutkan setengah hari lalu tiga per empat hari lalu bisa seharian full," ujarnya.
Hal terpenting lainnya, lanjut Vera, ialah orangtua tidak boleh memaksakan anak untuk berpuasa. Orangtua harus pandai-pandai menyiasati anak yang sukar untuk berpuasa dengan memanfaatkan momen Ramadan.
"Ngajaknya tuh bisa dengan menyodorkan si anak atau melibatkan anak dalam momen-momen puasa itu sendiri, seperti menyiapkan buka puasa, ikut bantu-bantu, ikut solat tarawih, atau ikut bangun sahur juga jadi ada sense of ramadannya tuh terbangun disitu," tutup Vera.