Anggota DPR Duga Vaksin Palsu Libatkan Tenaga Kesehatan

Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menduga kasus vaksin palsu melibatkan tenaga kesehata

oleh Liputan6 diperbarui 28 Jun 2016, 12:17 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2016, 12:17 WIB
20160628-Ilustrasi-Vaksin-iStockphoto
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menduga kasus vaksin palsu melibatkan tenaga kesehatan yang masih aktif bertugas di sarana-sarana pelayanan kesehatan publik, terutama dalam memasok kemasan vaksin asli bekas dan mendistribusikannya.

"Komisi IX secara resmi telah meminta Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk menuntaskan masalah ini sampai ke akar-akarnya, termasuk proses produksi dan distribusi vaksin palsu," kata Saleh dihubungi di Jakarta, Selasa.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan setidaknya ada dua fakta yang mengindikasikan keterlibatan tenaga kesehatan yang masih aktif bertugas di institusi kesehatan.

Fakta pertama adalah pelaku dengan mudah mendapatkan bahan baku, termasuk kemasan vaksin asli bekas yang merupakan limbah medis di rumah sakit. Kedua, pelaku dengan mudah memasarkan produksinya ke berbagai institusi kesehatan.

"Apalagi, pembuatan dan penyaluran vaksin palsu itu diduga sudah berlangsung selama 13 tahun," ujarnya.

Saleh menduga kasus vaksin palsu itu melibatkan pihak lain selain para tersangka yang sudah ditangkap polisi. Sangat mungkin banyak orang yang terlibat dalam pembuatan dan penyaluran vaksin palsu.

"Bisa saja sudah ada jaringan khusus yang membantu para pemalsu menyediakan kemasan vaksin asli bekas," tuturnya.

Sepasang suami istri di Bekasi ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka pembuat vaksin palsu. Pasangan suami istri itu mulai membuat vaksin palsu sejak 13 tahun lalu dan diduga sudah mengedarkan di banyak daerah.

Salah satu dari pasangan itu diketahui pernah bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit swasta di Bekasi.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya