Diet Yoyo Mematikan Meski Bukan Obesitas

Diet Yoyo yang membuat berat badan naik turun ternyata berbahaya meski Anda tidak kelebihan berat badan

oleh Melly Febrida diperbarui 28 Nov 2016, 13:01 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2016, 13:01 WIB

Liputan6.com, Jakarta Diet Yoyo yang membuat berat badan naik turun ternyata berbahaya meski Anda tidak obesitas. Penelitian mengungkapkan diet yoyo bisa meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung.

Menurut penelitian yang dipresentasikan pada American Heart Association Scientific Sessions 2016, risiko kematian dari diet yoyo meningkat pada wanita postmenopause.

"Berat naik turun adalah masalah kesehatan global yang muncul terkait dengan upaya penurunan berat badan, tetapi sudah ada hasil yang tidak konsisten tentang bahaya kesehatan bagi mereka yang mengalami perilaku diet yoyo," kata Somwail Rasla, MD, penulis utama studi Memorial Hospital of Rhode Island, Alpert Medical School, Brown University, in Providence, Rhode Island.

Peneliti meneliti berat badan dari 158.063 perempuan setalah menopause selama 11,4 tahun. Hasilnya, perempuan yang dianggap berat badan normal, pada awal studi berat badan turun dan berat badan bertambah berisiko sekitar tiga setengah kali lebih tinggi mengalami kematian jantung mendadak dibanding wanita yang berat badannya tetap stabil.

Berat naik turun pada wanita dengan berat badan normal juga dikaitkan dengan 66 persen peningkatan risiko kematian penyakit jantung koroner.

Penelitian ini tak melihat ada peningkatan kematian pada kedua jenis wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas yang berat badannya naik turun. Dan, tidak ada peningkatan kematian terjadi di kalangan perempuan yang melaporkan berat badan bertambah tapi tidak turun atau, dalam skenario yang berlawanan, berat badan naik tanpa turun.

Bukti menunjukkan bahwa kelebihan berat badan di usia paruh baya meningkatkan risiko kematian dari dua jenis penyakit jantung. Pada jenis pertama, penyakit jantung koroner, pembuluh darah ke jantung diblokir oleh lemak dan zat-zat lain, penurunan aliran darah ke jantung. Pada jenis kedua, kematian jantung mendadak, sistem listrik jantung tiba-tiba berhenti bekerja, menyebabkan kematian.

Tidak jelas apakah berat badan berkurang dan bertambah pada masa dewasa juga meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung, sehingga para peneliti mengamati hubungan ini pada perempuan pascamenopause.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, penelitian ini adalah observasional, karena itu hanya bisa menunjukkan asosiasi dan bukan hubungan sebab dan akibat. Selain itu, studi ini mengandalkan laporan diri, yang bisa tidak akurat.

"Penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum rekomendasi dapat dibuat untuk perawatan klinis mengenai risiko berat badan naik turun, karena hasil ini hanya berlaku untuk wanita menopause dan tidak perempuan atau laki-laki yang lebih muda usianya,"kata Rasla, seperti dilansir Sciencedaily.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya