Berat Badan Naik Turun? Awas, Risiko Obesitas Meningkat

Tidak banyak orang yang mengetahui efek samping dari berat badan naik turun.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 26 Jan 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2017, 15:00 WIB
Berat badan naik turun
Berat badan naik turun

Liputan6.com, Jakarta Bulan kemarin berat badan naik, lalu bulan ini turun beberapa kilogram. Saat berat badan naik rasanya kesal, tapi ketika turun banyak tentu kita merasa gembira. Sayangnya, tidak banyak orang yang mengetahui efek samping dari berat badan naik turun.

Hasil studi menyebutkan seseorang yang berat badannya naik turun, lebih rentan mengalami kegemukan bahkan obesitas. Saat berat badan tidak stabil, tubuh cenderung lebih menyimpan lemak seperti diungkapkan dalam studi di jurnal Evolution, Medicine and Public Health.

Hal ini bisa terjadi karena setiap kali berat badan naik dan turun, tubuh mengalami perubahan fisik. Pada saat berat badan turun, tubuh mengalami pengurangan massa otot dan lemak. Lalu, saat berat badan kembali naik, lebih banyak lemak di tubuh dan sedikit otot. Jika hal ini terus terjadi berulang kali akan meningkatkan risiko obesitas kata Ramen Goel dari Bariatric Surgery, Wockhardt Hospitals, Mumbai seperti mengutip Health Site, Kamis (26/1/2017).

Lebih lanjut, Goel menerangkan saat berat badan turun dalam waktu cepat dengan cara tidak sehat, hal ini membuat tubuh kehilangan massa otot daripada lemak. Nah, jika berat badan terus turun lalu tak lama naik lagi, ini juga meningkatkan risiko buruk lain. Lemak yang terlalu menumpuk di tubuh menyebabkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular meningkat.

Daripada berat badan naik turun, lebih baik menjaga berat badan yang sudah normal tetap stabil. Caranya dengan menjaga asupan makanan dan rutin berolahraga.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya