Bedanya Mulas-Mulas Akibat Keracunan Makanan dengan Flu Perut

Gejala keracunan makanan dan flu perut memang terkadang sama, karenanya penting bagi Anda untuk bisa membedakan mereka.

oleh Nilam Suri diperbarui 20 Mar 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2017, 16:30 WIB
Keracunan makanan vs flu perut
Gejala keracunan makanan dan flu perut memang terkadang sama, karenanya penting bagi Anda untuk bisa membedakan mereka.

Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda mengalami tidak bisa menahan makanan di perut, bolak-balik ke kamar mandi tiap 10 menit sekali, dan perut terasa sangat-sangat mulas? Hal ini bisa disebabkan karena Anda memakan sesuatu yang kotor (keracunan makanan), atau ada virus ganas di perut Anda (flu perut).

Bagaimana cara mencari tahu perbedaannya? Dan apa pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan untuk segera merasa lebih baik?

"Sejujurnya, simtom klinis dari flu perut dan keracunan makanan memang sulit dibedakan," ujar Dr Michael Rice, direktur rawat inap pasien gastroenterologi di University of Michigan. "Anda bisa mengalami muntah-muntah, diare, sakit perut dan juga demam jika terkena keduanya." Melansir Health, Senin (20/3/2017).

Sering, ujarnya, cara terbaik untuk menentukan penyebab simtom di atas adalah untuk melihat balik ke belakang.

"Jika simtom tadi disebabkan oleh keracunan makanan, mereka umumnya terjadi dalam jangka waktu beberapa jam setelah memakan sesuatu," ujar Rice. Jadi jika Anda bisa mengingat baru saja memakan sesuatu yang meragukan, atau jika teman makan Anda yang memilliki simtom yang sama, Anda sudah menemukan penyebabnya.

Jika hanya Anda satu-satunya yang sakit setelah makan sesuatu, bisa jadi Anda terkena penyakit viral dengan cara lain--lewat bersin, bersalaman, gagang pintu yang terkontaminasi, dan lainnya.

Tipe flu perut ini, yang biasa disebut dokter gastroenteritis akut, tidaklah disebabkan oleh virus flu. Jika virus flu biasanya menyerang sistem pernapasan, flu perut disebabkan oleh virus lain yang menimbulkan isu gastroentiris parah.

Untuk infeksi jenis ini, simtom biasanya dimulai tiga hari setelah terpapar.

Untuk pengobatan, menurut Rice, tergantung dari mana simtom Anda berasal. Dalam beberapa kasus--ketika seorang juru masak yang terinveksi virus menyiapkan makanan dan mengkontaminasinya--keracunan makanan dan flu perut bisa menjadi hal yang sama.

Namun, kekhawatiran utama Anda sehubungan kedua penyakit ini adalah, memastikan Anda meminum banyak cairan--dan mengusahakannya bisa bertahan di dalam perut.

"Apapun yang melibatkan muntah-muntah dan diare bisa berujung pada dehidrasi, jadi pastikan Anda banyak minum," lanjut Rice.

Jika Anda tak bisa menahan makanan dalam perut, Rice merekomendasikan diet PNAR (pisang, nasi, saus apel, dan roti bakar), atau bahkan soda dan kraker asin.

"Tidak ada penjelasan ilmiah sehubungan hal ini, namun mereka cukup manjur," katanya. "Jika Anda mendapatkan cukup gula dan garam, Anda menggantikan beberapa kalori dan elektrolit yang terbuang."

Jika Anda sensitif terhadap kafein atau produk susu, menhindari kelompok makanan tersebut juga bisa membantu Anda pulih lebih cepat.

Jika seseorang mulai menunjukkan tanda-tanda dehidrasi serius--termasuk urin yang gelap dan berkurang, pusing atau kram otot yang berbeda dengan kram perut--mereka harus segera menemui dokter, ujar Rice. Ini karena bisa jadi mereka butuh diinfus untuk menggantikan cairan yang hilang.

Terutama untuk anak-anak dan orang tua, Rice menekankan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya