Pemprov Kalbar Canangkan Program Sekolah Sehat

KaBid Pembinaan Ketenagaan dari Dinas Dikbud Provinsi Kalimantan Barat mencanangkan program sekolah sehat untuk capai kota layak anak

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 21 Mar 2017, 18:23 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2017, 18:23 WIB
Sekolah sehat
Sekolah sehat

Liputan6.com, Pontianak Dalam upaya mewujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA), Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, Kusnadi, mencanangkan program sekolah sehat dan menyenangkan di tingkat SD, SMP, SMK, dan SMA di Provinsi Kalimantan Barat.

"Yang dimaksud sekolah sehat (adalah) yang sangat menyadari pentingnya kesehatan dalam suatu proses belajar-mengajar dan berkehidupan," kata Kusnadi dalam acara Advokasi Pengembangan Kabupaten/ Kota Layak Anak Tingkat Provinsi Kalimantan Barat 2017, di Hotel Harris, Pontianak, Selasa (21/3/2017).

Kesehatan yang optimal sejak dini, kata dia, akan membantu anak mencapai prestasi yang maksimal, sehingga diharapkan dapat meningkatkan standar kehidupan anak di masa depan.

Selain sekolah sehat, anak juga memiliki hak untuk bersekolah dengan cara dan lingkungan yang menyenangkan. Dalam mewujudkan sekolah menyenangkan, Dinas Pendidikan akan memfasilitasi sarana dan pra-sarana.

"Dengan cara memperbanyak kegiatan lomba untuk mengembangkan kreativitas, motivasi, dan talenta mereka. Kita tahun ini juga mencoba untuk memfasilitasi terkait dengan layanan sarana dan prasarana di satuan pendidikan meliputi SD, SMP, SMA dan SMK," Kusnadi menjelaskan.

Adapun sepuluh indikator sekolah sehat yang disampaikan Kusnadi sebagai berikut:

1. Kepadatan ruang kelas minimal 1,75 m2/ anak.
2. Tingkat kebisingan tidak boleh
3. Memiliki lapangan/halaman/aula untuk pendidikan jasmani.
4. Memiliki kantin sekolah yang higenis atau memenuhi syarat kesehatan.
5. Memiliki sumber air bersih yang memadai.
6. Ventilasi kelas yang memadai.
7. Pencahayaan kelas yang memadai.
8. Memiliki lingkungan sekolah yang bersih, rindang, dan nyaman.
9. Memiliki kamar mandi/WC yang cukup jumlahnya (memenuhi rasio km/wc terhadap siswa putra dan putri).
10. Menerapkan kawasan tanpa rokok.

Namun, untuk mencapai program ini Kusnadi menyampaikan harapan atas adanya kerjasama antara tiga pilar.

"Pilar pertama terkait pemerintah; pilar kedua masyarakat yang tidak hanya serta-merta orangtua siswa saja tapi tokoh agama, warga sekolah, hingga LSM; dan terakhir instansi formal dan non-formal seperti lingkungan sekitar sekolah," ia menuntaskan.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya