Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kesehatan Mental, Bagaimana Bisa?

Perubahan iklim menimbulkan bencana alam yang membuat manusia terdampak jadi kehilangan pekerjaan atau harta benda.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 30 Mar 2017, 19:09 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2017, 19:09 WIB
Ilustrasi perubahan iklim (climate change)
Ilustrasi perubahan iklim (climate change)

Liputan6.com, Jakarta Perubahan iklim identik dengan terjadinya masalah lingkungan. Namun tidak itu saja. Sebuah laporan terbaru mengungkapkan perubahan iklim berdampak signifikan terhadap kesehatan mental masyarakat.

Seperti diketahui, perubahan iklim bisa menyebabkan bencana alam seperti banjir atau kekeringan hebat. Bencana alam yang terjadi kerap membuat orang tersebut terluka, kehilangan orang yang dicintai, dan kehilangan harta benda.

Laporan yang dipublikasikan dalam American Psychological Association and ecoAmerica ini mengungkapkan mereka yang terkena dampak dari perubahan iklim bisa terganggu mentalnya. Seperti syok dan trauma.

Para dokter dianjurkan untuk ikut terlibat dalam mitigasi dampak buruk perubahan iklim pada kesehatan melalui 5 rekomendasi.

Dalam laporan tersebut dicontohkan ketika perubahan iklim berdampak pada perkebunan seseorang. Hal ini membuat mereka harus berpikir kembali melakukan pekerjaan apa, lalu kualitas hidupnya menurun, bahkan tidak jarang yang harus bermigrasi.

"Efeknya orang tersebut jadi kehilangan identitas diri, kehilangan struktur dukungan sosial, serta kesehatan mental lainnya seperti perasaan sendirian, tidak bakal mendapatkan bantuan, dan takut," seperti tertulis dalam laporan itu mengutip Daily Mail, Kamis (30/3/2017).

Efek gangguan mental ini juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan fisik. Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi juga bisa membuat sistem imunitas tubuh menurun. Hal ini membuat orang tersebut lebih mudah jatuh sakit.

Untuk mengurangi dampak negatif bencana alam akibat perubahan iklim ini, peneliti menuturkan pentingnya komunitas masyarakat yang tangguh. "Dukungan sosial mampu menurunkan stres akibat bencana alam," kata peneliti lagi.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya