Liputan6.com, Atambua Kasus malaria masih menjadi permasalahan utama di wilayah Indonesia Timur. Salah satu upaya sukses yang menekan angka kasus malaria berupa program kelambunisasi.
Kepala Desa Silawan, Ferdinandus Monesbili, mengungkapkan, kelambunisasi atau pemberian kelambu gratis merupakan program dari Kementerian Kesehatan untuk melindungi masyarakat dari serangan malaria.
”Kelambunisasi itu program baru dari Kemenkes yang dilakukan pertama kali pada 2014. Cara ini termasuk efektif. Masyarakat tinggal memasang kelambu yang sudah mengandung insektisida," jelasnya.
Ferdinandus mengatakan, kelambunisasi yang sudah mengandung insektisida mampu membunuh nyamuk secara langsung. ”Saat nyamuk menempel di kelambu, nyamuk langsung mati. Ini cara efektif buat mencegah masyarakat terkena malaria."
Data terakhir dari Kementerian Kesehatan pada 2015, persentase angka kematian akibat malaria sebanyak 2,2 persen di Indonesia Timur. Hal ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 sebanyak 4,7 persen.
Salah satu desa di Nusa Tenggara Timur, yaitu Desa Silawan, Atambua, Kabupaten Belu, NTT juga mengalami penurunan kasus malaria.
Kepala Puskesmas Silawan Agusto Lopez Martins menambahkan, kasus malaria terakhir pada April 2017 ini ada tiga orang dari total seluruh penduduk desa di Desa Silawan sebanyak 3.668 orang. Sedangkan tahun sebelumnya hanya enam orang. "Beberapa tahun lalu bahkan mencapai 12 orang,” pungkasnya.