Liputan6.com, Jakarta Semua orang memiliki amandel. Letaknya di kiri dan kanan muara mulut. Amandel merupakan garis depan pertahanan tubuh dari serangan penyakit yang masuk melalui rongga mulut. Bayangkan jika tidak ada amandel, bibit penyakit akan mudah menyerang mulut, tenggorokan, paru-paru serta organ tubuh yang lain.
Amandel pada orang sehat akan berwarna sesuai dengan warna jaringan di sekitarnya dan berpermukaan rata. Sedangkan pada orang yang mengalami tonsilitis (infeksi atau radang amandel), warnanya bisa menjadi kemerahan atau terdapat bercak putih pada amandel dan ukuran tonsilnya membesar.
Amandel yang membesar dapat menjadi tempat yang baik bagi kuman (bakteri atau virus) untuk berkembang biak. Akibatnya, anak yang menderita radang amandel lebih sering terserang batuk, pilek, influenza, dan radang tenggorokan.
Advertisement
Jika anak sering mengalami gangguan seperti itu, tentu daya tahan tubuhnya makin lemah, nafsu makan berkurang, dan tumbuh kembangnya terhambat. Oleh karena itu, tidak jarang anak yang mengalami radang amandel akan mengalami penurunan kecerdasan.
Yang lebih parah, jika tenggorokan tertutup sebagian atau seluruhnya sehingga dapat menghambat asupan oksigen ke dalam tubuh. Kekurangan oksigen berarti anak kesulitan bernapas dan akibat lebih lanjutnya dapat menghambat perkembangan otak.
Saluran napas yang tertutup akibat amandel tersebut juga akan membuat anak memiliki kebiasaan tidur pada malam hari, dengan mulut terbuka dan mendengkur. Selain itu, anak akan mengantuk pada siang hari (biasanya saat mengikuti pelajaran di sekolah) karena kurang tidur pada malam harinya. Jika hal ini dibiarkan, proses belajar anak di sekolah pun akan terganggu.
dr. Kartika Mayasari
Klikdokter