Liputan6.com, Jakarta Baik cincin pernikahan maupun cincin pertunangan harus disematkan di jari manis. Penempatan cincin ini bukan sembarangan, tetapi ada kisah menarik mengenai sebuah kepercayaan di balik proses sakral itu.
Baca Juga
Advertisement
Prosesi ini pertama kali dibawa oleh umat Kristiani pada abad ke-13 yang mengadopsi tradisi dari Paus Innocent III. Menurut mereka, berdasarkan kepercayaan Yunani dan Romawi kuno, di jari manis ada pembuluh darah vena amoris yang mengarah langsung ke bagian jantung.
Seperti dikutip dari situs Mervis Diamond dan Womens Day pada Kamis, 22 Juni 2017, mereka menyebut pembuluh darah vena amoris sebagai pembuluh darah cinta.
Sejak itu muncul kepercayaan, cincin yang melingkar di jari manis saat tunangan maupun hari pernikahan, dapat menyatukan cinta kedua sejoli.
Itu baru segi kepercayaan Romawi kuno. Lantas, bagaimana menurut penelitian ilmiah?
Kebanyakan manusia lebih sering menggunakan tangan kanan untuk beraktivitas dibanding tangan kiri. Hal ini membuat cincin tidak mudah tergores atau tidak mudah rusak. Sedangkan jari manis, apabila dibanding empat jari lainnya, hampir tak pernah digunakan untuk melakukan kegiatan apa pun.
Dengan begitu, pasangan tak perlu takut cincin pernikahan miliknya bakal hilang atau rusak.