Liputan6.com, Jakarta Penggunaan kondom dapat memperlambat laju pertumbuhan penduduk yang sulit dibendung. BKKBN mencatat, laju pertumbuhan penduduk di Indonesia pada 2016 menghasilkan empat juta kelahiran (setara dengan jumlah penduduk Singapura). Sebesar 14 persen dari kelahiran tersebut merupakan kehamilan yang tak direncanakan.
Baca Juga
Advertisement
Oleh karena kondom masih dianggap barang yang tabu, penggunaan alat kontrasepsi dual proteksi ini pun terbilang rendah. Dari jumlah persentase metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB aktif di Indonesia, diketahui hanya 3,15 persen peserta yang menggunakan kondom. Penggunaan kondom pun menduduki posisi dua terbawah setelah suntikan (47,54 persen), pil (23,58 persen), IUD (11,07 persen), dan implan (10,46 persen).
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari Brawijaya Hospital and Clinic, Firman Santoso Dr. Med SpOG mengatakan, banyak keuntungan yang bisa didapat dari pasangan suami istri yang menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi.
"Selain bisa mencegah kehamilan, kondom pun mencegah pasangan dari penularan penyakit seksual (seperti herpes dan HIV AIDS)," kata Firman dalam acara "Pakai Kondom untuk Kontrasepsi dan Menjadi Pria yang Bertanggung Jawab" pada Senin, 25 September 2017.
Menurut Firman, ada beberapa hal yang mesti jadi bahan pertimbangan bagi seseorang yang mau menggunakan kontrasepsi. Sebisa mungkin harus yang efisien, gampang didapat, dan mempunyai tingkat keamanan yang tinggi, dan mudah disimpan. Semua kriteria itu ada di dalam selembar kondom.
"Kondom bisa disimpan di dompet maupun kantong celana. Kalau spiral, kotaknya gede banget. Mau suntik tiga bulan, kalau mau hamil harus menunggu lama. Sedangkan pil kontrasepsi harus setiap hari dan kalau lupa malah bisa menjadi hamil," kata Firman menerangkan.
Kondom adalah alat kontrasepsi yang non-hormonal, efektif, efisien, mudah didapat, dan harga lebih terjangkau ketimbang kontrasepsi yang lain. Imbauan penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi ini pun sekaligus mengajak para pria agar lebih bertanggung jawab dan tidak egois.
"Karena selama ini, kesadaran penggunaan alat kontrasepsi titik beratnya ada pada kaum wanita," kata Firman menekankan.
Firman yang sudah lebih dari 15 tahun berkecimpung di dunia obstetri dan ginekologi paham betul bahwa orang enggan menggunakan kondom karena berpikir dapat mengurangi kepuasaan bercinta dengan pasangan. Namun, itu adalah anggapan yang salah dan perlu diluruskan karena kondom memiliki ketebalan antara 0.05 hingga 0.02 milimeter.
"Sehingga tidak akan memengaruhi kualitas bercinta pasangan. Lagipula, kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling minim risiko, dan tidak memiliki efek hormonal sekaligus dapat menambah kepuasan bercinta dengan pasangan," kata Firman menekankan.