Liputan6.com, Jakarta Kadar kolesterol dalam tubuh dapat dibedakan menjadi kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Paradigma orang tentang penyakit kolesterol sering dihubungkan dengan berat badan berlebih dan usia. Padahal, kadar kolesterol tinggi dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal usia. Banyak faktor yang dapat memengaruhi peningkatan kadar kolesterol, salah satunya adalah faktor makanan berlemak, seperti jeroan.
Baca Juga
Advertisement
Ada beberapa makanan yang memang harus dikurangi atau bahkan dihindari, agar tidak dikonsumsi sama sekali. Di Indonesia, setiap bagian dari hewan dapat diolah menjadi bahan makanan, mulai dari daging, kaki, kuping, hidung. Bahkan bagian dalam seperti otak, usus, babat, hati, ginjal, jantung dan sebagainya – yang dikenal sebagai jeroan – bisa diolah menjadi beragam masakan.
Bagi sebagian orang, hidangan berbahan jeroan terasa sangat lezat. Meskipun begitu, jeroan sering dilarang untuk dikonsumsi karena tingginya kandungan kolesterol dan purin di dalamnya.
Â
Jeroan Itu Jahat
Selain karena kandungan kolesterol yang tinggi, cara mengolah jeroan dengan menambahkan santan, bisa membuat kadar kolesterol jeroan menjadi semakin tinggi, dan membahayakan kesehatan. Biasanya jeroan diolah menjadi hidangan seperti soto, digoreng, dihidangkan dengan santan sebagai gulai, tongseng dan lain-lain.
Kegemaran menyantap hidangan berbahan jeroan tersebut, bisa menjadi salah satu pemicu melonjaknya kadar kolesterol dalam tubuh. Kondisi ini tentu saja sangat membahayakan kesehatan. Karena kadar kolesterol yang berlebih dalam tubuh dapat menjadi sumber berbagai masalah penyakit berbahaya seperti penyakit jantung koroner, berat badan berlebih atau obesitas, darah tinggi, hingga serangan stroke.
Mengonsumsi jeroan boleh saja, asalkan tidak berlebihan. Anda harus tetap membatasi diri untuk menjaga kadar kolesterol tubuh masih dalam batas aman. Seimbangkan konsumsi makanan berlemak dengan banyak mengonsumsi sayur dan buah. Selain itu, lakukan olahraga secara rutin seperti lari, joging, renang dan senam. Yuk, jaga kesehatan tubuh dengan mengontrol asupan makanan ke dalam tubuh.
dr. Ellen Theodora/Klik Dokter
Advertisement