Liputan6.com, Jakarta Hari ini, 14 November, diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia setiap tahunnya. Mengingat jumlah diabetesi (penderita diabetes) terus meningkat, penyakit gula ini harus semakin diwaspadai, terutama pada anak-anak.
Selama ini, diabetes tipe 2 dianggap sebagai kondisi yang hanya dialami orang dewasa. Bahkan, penyakit ini dipercaya hanya bisa muncul setelah seseorang dewasa. Tapi sekarang, diabetes tipe 2 mulai dialami oleh anak-anak.
Baca Juga
Diabetes tipe 2 adalah kondisi kronis yang memengaruhi bagaimana tubuh mencerna gula (glukosa). Mengutip Healthline, Selasa (14/11/2017), lebih dari 5.000 orang di bawah usia 20 tahun didiagnosis diabetes tipe dua pada tahun 2008 dan 2009.
Advertisement
Diabetes tipe 2 lebih umum dialami oleh mereka yang berusia 10-19 tahun, pada populasi non-kulit putih.
Penyebab diabetes tipe 2 pada anak-anak
Kelebihan berat badan memiliki hubungan erat dengan kemungkinan diabetes tipe 2. Anak-anak yang kelebihan berat badan lebih berisiko mengembangkan resistensi insulin.
Saat tubuh berusaha menyebarkan insulin, kadar gula darah yang tinggi bisa berujung pada permasalahan kesehatan yang serius.
Dalam 30 tahun terakhir, obesitas pada anak naik sampai dua kali lipat, dan obesitas di kalangan remaja sampai empat kali lipat. Hal ini berdasarkan data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS.
Perlu diingat, faktor keturunan atau genetik juga memegang peran pada kasus diabetes tipe 2. Misalnya, risiko anak menderita diabetes tipe 2 akan meningkat jika salah satu orangtua atau kedua orangtuanya memiliki kondisi ini.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Â
Gejala diabetes tipe 2 pada anak
Gejala atau simtom diabetes tipe 2 tidaklah selalu mudah diketahui. Pada kebanyakan kasus, penyakit ini berkembang secara bertahap, membuat simtomnya semakin sulit diditeksi.
Banyak orang yang tidak merasakan simtom apa-apa. Anak-anak bisa jadi tidak menunjukkan simtom yang jelas.
Jika Anda khawatir anak mengalami diabetes, waspadai beberapa gejala berikut ini:
1. Kelelahan terus menerus
Jika anak merasa lelah atau ngantuk secara berlebihan, tubuh mereka mungkin tidak memiliki cukup gula sebagai bahan bakar untuk melakukan seluruh fungsi tubuh.
2. Haus yang berlebihan
Anak dengan rasa haus yang berlebihan bisa jadi memiliki kadar gula darah yang tinggi.
3. Sering buang air
Tingginya kadar gula pada aliran darah bisa menarik cairan dari jaringan tubuh. Hal ini bisa membuat anak bolak-balik ke kamar mandi untuk buang air kecil.
Â
Advertisement
4. Rasa lapar yang meningkat
Anak dengan diabetes tidak memiliki cukup insulin untuk menyuplai bahan bakar ke seluruh sel tubuh. Makanan jadi sumber energi alternatif. Hal ini membuat anak jadi lebih sering merasa lapar.
5. Luka lama sembuh
Luka atau infeksi yang tidak sembuh-sembuh atau membutuhkan waktu lama untuk menutup juga bisa jadi tanda diabetes tipe 2.
6. Kulit menggelap
Jika anak memiliki diabetes tipe 2, Anda mungkin akan menyadari ada bagian kulitnya yang menggelap. Resistensi insulin bisa membuat kulit jadi lebih hitam, biasanya terjadi pada ketiak atau leher.