Liputan6.com, Jakarta Tulisan yang tergores di secarik kertas bukan digerakan oleh tangan melainkan otak kita. Itu mengapa orang-orang yang tidak memiliki tangan, masih dapat menulis sekalipun harus menggunakan mulut maupun kaki.
Baca Juga
Advertisement
Grafolog yang baru pulang dari Mexico setelah jadi pembicara pada International HR Confrence & Forensic Congress, Deborah Dewi, mengatakan, tulisan pada dasarnya berasal dari otak (brain writing).
"Kenapa tulisan orang berbeda-beda? Ya, karena setiap orang memiliki otak yang berbeda-beda," kata Deborah Dewi di Kawasan Jakarta Selatan belum lama ini.
Menurut Debo, sapaan akrab anak perempuan dari ibu penderita Alzheimer, sekalipun saat di sekolah dasar kita diajarkan cara menulis yang sama, tetap saja pada perjalanannya, tulisan kita dan orang lain, bahkan orang terdekat sendiri, pasti berbeda.
Â
Tulisan Setiap Orang Pasti Berbeda
Bahkan, semahir apa pun seseorang meniru tulisan tangan orang lain, dia pasti akan membubuhkan tulisan tangan yang asli jika diminta menulis dalam keadaan refleks.
Kondisi ini yang membuat Deborah Dewi tertarik mendalami dan berkecimpung di bidang grafologi. Tulisan susah dimanipulasi. Kelebihan itu dapat digunakan sebagai solusi dalam merekrut sumber daya manusia (SDM) berkualitas ke dalam sebuah perusahaan melalui customized recruitment blueprint.
Lewat tulisan pula seorang grafolog dapat membantu seorang psikolog mengenali kondisi psikologis seseorang.
"Karena seringnya selalu benar, orang-orang malah menganggap "kayak dukun" karena enggak meleset sama sekali. Padahal, pada proses pengerjaannya, menggunakan metode-metode yang memang harus dipelajari dulu," kata Deborah Dewi.
Advertisement