Belajar dari Insiden Mal Kelapa Gading, Ini Cara Atur Emosi

Benarkah tindakan bapak tendang bocah di kelapa gading bentuk sebuah refleks?

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 28 Apr 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2018, 16:00 WIB
20151103-Ilustrasi Anak Jatuh
Ilustrasi Anak Jatuh (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Respons warganet terkait video insiden bapak tendang bocah laki-laki di Mal Kelapa Gading beragam. Ada yang mengecam tindakan itu karena dirasa tidak pantas, tapi ada pula yang menilai wajar lantaran itu refleks seorang ayah yang melihat anak perempuannya terjatuh.

Menurut Psikolog Klinis Dewasa PION, Rena Masri, memang benar refleks itu ada tapi bukan berarti pula seperti yang dilakukan bapak itu. Rena sendiri sudah melihat video insiden di Mal Kelapa Gading tersebut.

Contoh sederhanya, ketika secara tiba-tiba kita dicolek orang, tidak lantas kita langsung melayangkan sebuah tonjokkan, bukan? Kita bisa lho mengatur refleks tersebut. Kita harus membiasakan itu dan mengaturnya secara pelan-pelan.

"Apalagi pada kasus bapak ini. Berarti kan bapak ini sudah melihat anaknya jatuh. Kalau menurut saya, bapak itu punya waktu paling enggak untuk berpikir jernih, bagaimana seharusnya (bersikap dan bertindak)," kata Rena saat dihubungi Health Liputan6.com pada Sabtu, 28 April 2018.

 

Mengatur Emosi

Menurut Rena, kita bisa meredakan emosi yang mendadak tinggi dengan menarik napas panjang dan dalam lalu keluarkan. Itu bisa membuang jauh-jauh stres yang tiba-tiba menyergap.

"Atau kita bisa minum air putih, agar bisa berpikir lebih jernih. Jadi, sudah turun dulu emosinya, baru kita berpikir langkah selanjutnya. Itu jauh lebih baik," kata dia.

Apabila pada saat emosi langsung melakukan tindakan, kata Rena, yang ditakutkan malah yang negatif yang keluar. Kayak mengeluarkan kata-kata kasar atau tindakan yang menyakitkan, seperti bapak tendang bocah laki-laki di Mal Kelapa Gading ini.

"Sama saja kayak di pasangan suami istri. Jika pada saat dua-duanya tegang dan berantem, sebaiknya jangan diteruskan pertengkarannya. Keduanya bisa buat janji untuk mengobrolkan masalah ini kembali," kata Rena.

"Jadi, tingkatan emosinya sudah turun dulu, sehingga pada saat memulai pembicaraan dengan emosi yang sudah rendah."

 

Saran

Sama halnya dengan kasus ini. Bila suatu saat menimpa diri kita, sebaiknya kita diam sebentar selama beberapa detik, tari napas dulu, baru kita bertindak.

"Diam selama beberapa detik pun tidak apa-apa, yang penting jangan langsung responsif."

Ini memang tidak mudah. Kita harus melatihnya dari sekarang. Sehingga saat dihadapkan dengan masalah yang sama seperti insiden di Mal Kelapa Gading, kita sudah bisa lebih tenang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya