Tunjangan Profesi Punya Manfaat Berharga bagi Guru

Adanya tunjangan profesi guru (TGP) dari pemerintah sangat bermanfaat untuk kesejahteraan guru.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 02 Mei 2018, 16:45 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2018, 16:45 WIB
Ilustrasi Pantau Rupiah
Tunjangan profesi tingkatkan kesejahteraan guru. (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Tunjangan Profesi Guru (TPG) menjadi suatu keberkahan bagi guru. Tunjangan profesi ini merupakan tunjangan yang diberikan kepada guru dengan sertifikat pendidik sebagai penghargaan atas profesionalitasnya.

Adanya TPG juga bermanfaat untuk menunjang kehidupan guru, terutama yang berkaitan dengan kegiatan guru yang bersangkutan. Budiyanti, seorang guru di salah satu SMP di Kota Depok, Jawa Barat, mengungkapkan TPG sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah terhadap guru.

"Melalui tunjangan profesi dan sertifikasi guru itu ada perhatian yang lebih dari pemerintah. Ini digunakan guru untuk menunjang kegiatan guru yang bersangkutan. Ya, berkaitan dengan pendidikan juga, bisa lanjut S2 maupun beli laptop. Buat menunjang media pembelajaran," kata Budiyanti kepada Health Liputan6.com, Rabu (2/5/2018).

Manfaat tunjangan profesi untuk pembelajaran sebagai pelengkap guru mengajar. Hal tersebut sesuai dengan tema Hari Pendidikan Nasional 2018, yakni "Menguatkan Pendidikan, Memajukan Kebudayaan."

"Dengan memperkaya media pembelajaran. Lagipula sumber pembelajaran juga makin banyak (tidak hanya terfokus pada buku pelajaran saja)," Budiyanti menambahkan.

 

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Bukan sekadar transfer ilmu

Ilustrasi guru laki-laki
Guru bukan sekadar transfer ilmu. (iStock)

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru bukan sekadar mengajar untuk transfer ilmu. Ini dikarenakan berbagai ilmu bisa diambil dari sumber lain. Anak tinggal mencari informasi di internet juga banyak.

"Yang lebih penting, bagaimana guru menanamkan pendidikan karakter dan menguatkan nilai-nilai gotong royong," jelas Budiyanti.

Di sisi lain, keberhasilan pendidikan tidak hanya dari pihak sekolah saja. Lingkungan keluarga juga perlu ada dukungan. Orangtua harus jeli dengan perubahan sikap dan perilaku anak.

"Misalnya, kok anak saya berubah. Dulu SD begitu (kalem), sekarang saat SMP begini (tidak bisa diam). Ya, anak harus berubah. Itu normal. Kalau tidak normal itu yang tidak berubah. Masa-masa SMP itu peralihan, dari SD yang masih anak-anak, lalu masuk remaja dan dewasa (SMA). Tantangan yang berat buat guru dan orangtua terkait perubahan kepribadian anak," lanjut Budiyanti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya